28.6 C
Indonesia

Ancaman El Nino, Petani Purwakarta Diminta Utamakan Ikut AUTP

Must read

PURWAKARTA – Menghadapi musim kemarau ekstrem yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), pembangunan embung, rehabilitasi irigasi, pipanisasi, pompanisasi, dan hibah pompa air.

Manfaat dari program-program tersebut telah dirasakan oleh para petani di berbagai daerah, seperti yang disampaikan Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Purwakarta Adi Saputra belum lama ini.

“Saya sudah merasakan (manfaat) berbagai program Kementan itu. Dari asuransi, pembangunan embung, hingga rehabilitasi irigasi. Berkat program Kementan, petani di Purwakarta terbantu,” kata Adi.

Baca Juga:

Memasuki musim kemarau, dampak dan risikonya cukup signifikan bagi para petani.

Pasalnya, kondisi panas dapat mempengaruhi pH tanah dan berdampak terhadap hasil produksi pertanian.

“Risiko terburuk dari kemarau El Nino itu pertama, gagal panen; kedua, gagal tanam; dan ketiga, resiko tinggi tidak adanya produksi hasil pertanian dikarenakan cuacanya ekstrem,” katanya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan, dalam antisipasi kekeringan, pihaknya mempersiapkan berbagai strategi sejak dini dan secara masif.

Di antaranya melalui penyaluran pompa air dan alsintan lainnya, pembangunan rehabilitasi embung, long-storage, rehabilitasi jaringan irigasi, dan gerakan percepatan tanam padi.

Akan tetapi, ia menganjurkan petani agar mengikuti program AUTP yang lebih diutamakan.

Pasalnya, AUTP ditujukan untuk menjaga petani agar tetap bisa bertahan dalam menjalankan usaha taninya.

“Berbagai kebijakan 2022 telah terbukti dan terlihat hasilnya di lapangan. Tapi yang terpenting adalah asuransi pertanian agar petani mendapatkan ganti rugi dan bisa menanam kembali,” ujar Mentan SYL, Sabtu (13/5).

Selain itu, perbaikan irigasi berdampak pada meningkatnya indeks pertanaman.

Pengembangan pertanian modern melalui pemberian bantuan  alsintan berdampak mempercepat olah tanam, waktu tanam, panen dan pasca panen, serta efisiensi biaya dan mengurangi losses.

“AUTP ini akan terus kami sosialisasikan ke petani. Karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang mengikuti AUTP,”  kata Mentan SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil mengatakan, dengan adanya AUTP, petani yang terkena musibah banjir atau kekeringan bisa mendapatkan ganti rugi.

“Dengan membayar premi hanya Rp36 ribu/ha/musim tanam, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat mengajukan klaim (ganti rugi) Rp6 juta/ha,” kata Ali Jamil.

Adanya tren positif peserta AUTP, menurut Ali Jamil, dapat terjadi karena pelaksanaan asuransi pertanian yang bekerja sama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) ini memberikan berbagai keuntungan bagi petani/peternak.

Bukan hanya nilai premi yang dibayarkan petani cukup murah, tapi juga memberikan ketenangan dalam berusaha.

“Petani semakin mengerti manfaat dari AUTP ini. Hanya dengan seharga satu bungkus rokok, petani dan peternak bisa tidur tenang. Petani tidak tahu lahannya rusak terkena banjir, kekeringan, atau terserang hama penyakit,” tuturnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru