SWISS – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (30/1) menyebut tuduhan yang dilayangkan Israel terhadap Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) sebagai “pengalihan” dari apa yang dilakukannya saat ini di Gaza, Palestina.
WHO juga mendesak negara-negara yang telah menghentikan atau menangguhkan pendanaan ke UNRWA karena tuduhan itu untuk kembali melanjutkan pendanaannya.
“Pembahasan yang terjadi saat ini lebih kepada pengalihan dari apa yang terjadi setiap hari, setiap jam di Gaza,” kata juru bicara WHO Christian Lindmeier dalam siaran pers di Jenewa, Swiss, dikutip dari Antara.
Adapun tuduhan yang dimaksud Liendmeier merujuk pada tuduhan Tel Aviv terhadap beberapa staf UNRWA yang disebutnya terlibat dalam serangan lintas batas Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.
Menurutnya, tuduhan itu menjadi “pengalih perhatian” dari segala tindakan yang dilakukan Israel di Gaza, termasuk menghalangi seluruh akses warga wilayah tersebut terhadap makanan, air, dan listrik.
Hal itu juga disebutnya mengalihkan perhatian dari “serangan terus-menerus” terhadap warga Palestina di Gaza, bahkan di tempat-tempat yang sebelumnya dinyatakan aman seperti penampungan, sekolah, dan rumah sakit.
Meskipun begitu, ia mendorong dilakukannya penyelidikan terhadap tuduhan yang dilayangkan Israel.
UNRWA sendiri telah memecat sembilan dari 12 staf yang disebut Israel terlibat dalam serangan Hamas–yang menyebabkan tewasnya 1.200 orang Israel.
Serangan lintas batas itu kemudian dibalas dengan serangan mematikan oleh Israel yang memicu meletusnya perang yang masih berlangsung hingga saat ini.
Setidaknya 26 ribu warga Palestina dinyatakan tewas dalam perang ini, sementara lebih dari 60 ribu lainnya mengalami luka-luka.
Dikatakan PBB, serangan Israel juga menyebabkan 85 persen dari keseluruhan warga Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah itu rusak atau hancur.
