PALESTINA – Kementerian Kesehatan Palestina pada Minggu (29/10) mengungkap bahwa korban meninggal di pihak Palestina akibat serangan Israel telah mencapai delapan ribu jiwa.
Jumlah itu meningkat dari yang dilaporkan sehari sebelumnya, Sabtu (28/10), yakni 7.703 orang meninggal dunia dan belasan ribu lainnya mengalami luka-luka.
“Jumlah korban tewas terkait agresi Israel telah melampaui 8.000 orang, setengah di antaranya adalah anak-anak,” kata kementerian itu, dilansir dari AFP.
Israel telah meluncurkan serangan besar-besaran ke wilayah Palestina, utamanya Jalur Gaza, melalui darat, udara, bahkan laut.
Selain mengirimkan bom dan pasukan militernya, Israel juga dilaporkan mempersulit akses warga Palestina ke bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.
Bantuan-bantuan tersebut termasuk makanan, air bersih, obat-obatan, bahan bakar, listrik, hingga kain kafan.
Juru bicara Rafah, Wael Abo Omar, mengatakan sebanyak 33 truk bantuan berhasil memasuki wilayah Gaza pada Minggu melalui satu-satunya perlintasan dari Mesir itu.
Akan tetapi, pekerja kemanusiaan menyatakan bahwa bantuan tersebut masih jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pada hari yang sama, pihak militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah berhasil melancarkan lebih dari 450 serangan terhadap target militan selama 24 jam terakhir.
Menyusul hal tersebut, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengingatkan warga Gaza untuk pindah ke bagian selatan wilayah tersebut.
Di selatan Gaza, katanya, warga akan mendapatkan akses yang lebih baik untuk makanan, air, dan obat-obatan.
Berbanding terbalik dengan yang diucapkannya, wilayah tersebut justru dilaporkan ikut dibombardir oleh Israel–membuat ratusan ribu orang memilih bertahan di Gaza utara.
