AUSTRALIA – Sebanyak lima ekor platipus betina dilepaskan ke taman nasional Australia dalam upaya pengembalian hewan tersebut ke alam liar setelah keberadaannya menjadi sesuatu yang langka selama ini.
Sebelumnya, mamalia semi-akuatik tersebut dinyatakan tak pernah lagi terlihat di perairan taman nasional di Sydney selama lima puluh tahun terakhir.
Platipus bahkan diyakini musnah dari Royal National Park di Sydney karena pencemaran minyak besar-besaran di jalan raya Princes Highway pada tahun 1970-an.
Oleh sebab itu, upaya ini disambut baik oleh banyak pihak dengan harapan hewan itu dapat bertahan dan berkembang biak di habitat yang seharusnya.
Mengutip detiknews, proyek ini digagas atas kerja sama antara University of New South Wales, pengelola taman nasional NSW National Parks and Wildlife Service, dan World Wildlife Fund.
Setelah kelima platipus betina dilepaskan, empat platipus jantan akan menyusul sekitar lebih dari seminggu setelahnya.
Rob Brewster dari World Wildlife Fund menyebut langkah tersebut, pelepasan berdasarkan jenis kelamin platipus, penting untuk diperhatikan.
Alasannya, agar para betina dapat menyesuaikan diri terlebih dahulu sebelum kedatangan para jantan yang “banyak bergerak ke sana kemari”.
“Kami mengembalikan yang betina sekitar seminggu sampai 10 hari lebih awal dari yang jantan. Jadi kami membiarkan yang betina menyesuaikan diri dulu, tanpa yang jantan yang banyak bergerak ke sana kemari,” jelasnya.
“Mudah-mudahan yang betina menemukan tempat yang nyaman di tempat yang baru dan mereka menyesuaikan diri lebih baik,” sambungnya.
Adapun platipus-platipus tersebut diambil dari kawasan Bombala dan Dalgety, negara bagian New South Wales.
Mereka kemudian dipelihara dan dibesarkan dalam kandang khusus di Kebun Binatang Taronga sebelum dilepaskan di taman nasional yang menjadi rumah baru mereka.
Rob sendiri telah terlibat selama beberapa tahun untuk membuat taman nasional tersebut bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi para platipus.
Kualitas air di kawasan tersebut ditingkatkan serta dilakukan pengawasan terhadap predator berbahaya yang mengancam keberadaan platipus seperti rubah dan kucing.
Disebutkan olehnya, jika pengembalian tahap pertama ini berhasil, ia berharap hewan-hewan itu akan segera berkembang biak.
“Kami akan memantau apakah platipus ini bisa bertahan,” katanya.
“Bila sukses, maka jelas mereka bisa berkembang biak, membangun sarang, melahirkan anak-anak baru, serta akan menunjukkan tanda-tanda keberhasilan dalam jangka menengah.”
Pengembalian platipus di tengah perubahan iklim
Platipus adalah salah satu hewan yang ada di logo Kebun Binatang Taronga.
Oleh karenanya, mereka terus berusaha “memastikan binatang khas Australia tersebut tetap bertahan dan berkembang”.
“Platipus adalah korban dari perubahan iklim,” kata Cameron Kerr, direktur pelestarian Kebun Binatang Taronga.
“Karena sifatnya yang pemalu dan banyak bersembunyi di bawah air, binatang ini sangat rentan karena perubahan lingkungan seperti kekeringan,” tambahnya.
Menteri Lingkungan di negara bagian New South Wales Penny Sharpe mengatakan, pemindahan lokasi platipus merupakan satu langkah untuk memastikan hewan itu dapat bertahan di tengah perubahan iklim.
“Royal National Park adalah taman nasional tertua di Australia dan saya bangga pengembalian platipus ke alam liar bersejarah ini akan membantu menciptakan tempat perlindungan baru bagi spesies ikonik tersebut,” katanya.
Sebelum dilepas ke alam liar taman nasional, platipus telah mendapatkan pemeriksaan kesehatan menyeluruh.
Para ahli juga memasangkan transmitter ke tubuh mereka sehingga setiap pergerakannya dapat dipantau.