21.2 C
Indonesia

Orang Yang Merasa Dirinya Tidak Menarik Cenderung Menggunakan Masker Agar Tampil Lebih Menarik

Must read

JAKARTA – Indonesia telah terbebas dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak Presiden Jokowi mencabut status tersebut pada akhir tahun lalu.

Menyusul ketetapan itu, berbagai peraturan yang wajib ditaati selama pandemi Covid-19 pun perlahan-lahan dilonggarkan, termasuk aturan mengenakan masker.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan bahwa masyarakat yang merasa sehat diperbolehkan untuk tidak mengenakan masker.

Baca Juga:

Sementara itu, masyarakat yang merasa sakit atau berada di tempat yang sama dengan orang yang terlihat sakit dianjurkannya untuk mengenakan masker.

Akan tetapi, tampaknya, tak sedikit orang yang masih setia dengan kebiasaan mengenakan maskernya meskipun tak berada dalam kondisi yang mengharuskannya mengenakannya.

Fenomena ini pun diteliti oleh sekelompok peneliti dari National Seoul University yang menduga adanya variabel psikologis yang memengaruhi orang-orang dalam menentukan apakah mereka akan mengenakan masker atau tidak.

Hasil penelitian itu telah terbit di Frontiers In Psychology, menunjukkan bahwa orang-orang yang merasa dirinya kurang menarik lebih bersedia mengenakan masker daripada mereka yang merasa dirinya menarik.

“Hasil kami secara konsisten menunjukkan bahwa individu yang menganggap dirinya tidak menarik lebih bersedia untuk memakai masker, karena mereka yakin itu akan menguntungkan daya tarik mereka,” catat para penulis studi di laporan itu.

“Temuan kami menunjukkan bahwa pemakaian masker dapat berubah dari tindakan perlindungan diri selama pandemi Covid-19 menjadi taktik presentasi diri di era pasca pandemi,” tambah mereka.

Dalam melangsungkan penelitian ini, para peneliti menggelar tiga percobaan dengan orang-orang Amerika yang direkrut dari Amazon Mechanical Turk (situs crowdsourcing untuk bisnis) sebagai partisipannya.

Percobaan pertama melibatkan 244 orang dengan hampir separuhnya adalah laki-laki. Mereka diminta membayangkan menerima email undangan wawancara kerja.

Mereka kemudian ditanya mengenai intensi memakai masker selama wawancara. Hasilnya, ada hubungan daya tarik yang dirasakan diri sendiri dan niat memakai masker.

“Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang percaya bahwa mereka menarik lebih cenderung percaya bahwa masker akan mengurangi daya tarik mereka, dan karenanya cenderung tidak memakai masker,” papar rekan penulis Incheol Choi kepada Fox News Digital.

Percobaan kedua bertujuan melihat keyakinan tentang dampak pemakaian masker pada persepsi kompetensi dan kepercayaan.

Hipotesisnya, memakai masker mampu meningkatkan persepsi kepercayaan dan kompetensi.

Percobaan ini melibatkan 344 partisipan, masih dari Amazon Mechanical Turk, dengan 45 persen di antaranya berjenis kelamin laki-laki.

Hasilnya, niat memakai masker berkaitan dengan keyakinan bahwa masker menunjukkan kompetensi dan kepercayaan.

Percobaan ketiga berjalan agak berbeda, dengan 442 partisipannya dibagi ke dalam dua kelompok dengan skenario berbeda.

Satu kelompok diberi skenario wawancara kerja, sedangkan kelompok yang lain mendapat skenario keluar rumah untuk jalan-jalan dengan anjing.

Hasilnya, keyakinan akan daya tarik diri lewat memakai masker lebih tinggi saat wawancara kerja ketimbang jalan-jalan dengan anjing.

“Dengan demikian, temuan baru kami menunjukkan bahwa dampak daya tarik yang dirasakan diri sendiri hanya signifikan dalam situasi di mana seseorang termotivasi untuk tampil berkesan,” tulis para peneliti, dikutip dari CNN Indonesia.

Bagaimana menurut Anda?

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru