KUPANG – Seorang siswa sekolah dasar dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencuri perhatian banyak orang usai berhasil meraih prestasi yang membanggakan.
Ia mengalahkan ribuan peserta dalam kompetisi matematika tingkat dunia, Abacus World Competition, Abacus Brain 2022, dan bahkan menduduki peringkat teratas.
Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay, namanya. Usianya masih tujuh tahun ketika diumumkan telah mengalahkan tujuh ribuan peserta dalam ajang tersebut tahun lalu
Dilansir dari Okezone, bocah yang akrab dipanggil Nono itu lantas menjadi putra pertama NTT yang membawa nama Indonesia ke posisi puncak itu sejak ajang tersebut pertama kali digelar pada tahun 2013.
Disebutkan, ajang tersebut mengharuskan pesertanya mengerjakan banyak file soal matematika selama satu tahun.
Satu file berisikan 10 soal, dengan file yang akan masuk perhitungan hanyalah file dengan nilai minimal 70.
Soal-soal tersebut kemudian diujikan dalam bentuk virtual dan listening dalam bahasa Inggris.
Nono sendiri menghabiskan 15.201 file soal–alias 152.010 soal selama satu tahun!
Tidak hanya banyak jumlahnya, melainkan juga tinggi nilai yang diperolehnya.
Nilai itu mengungguli nilai peserta lainnya, termasuk seorang peserta dari Qatar dan dari Amerika Serikat yang masing-masingnya mendapatkan peringkat 2 dan 3.
Dengan kompetisi yang ditutup dan diumumkan pemenangnya pada akhir Desember 2022, penyerahan hadiah dilakukan pada Selasa (10/1) lalu di ruang rapat Gubernur NTT.
Diberitakan oleh Kata NTT, Nono menerima piala, sertifikat, dan uang tunai senilai $200 (sekitar Rp2,9 juta) langsung dari Founder Abacus Brain GYM (ABG) USA Juli Agustar Djonli yang datang ke Kupang.
Dari keluarga sederhana
Nono bukannya lahir dari keluarga yang berkecukupan. Akan tetapi, bungsu dari tiga bersaudara itu disebutkan memiliki tekad yang kuat untuk terus belajar.
Ayahnya bekerja serabutan–seperti kuli atau tukang bangunan, sementara ibunya hanyalah seorang guru kontrak.
Meskipun begitu, mereka terus berupaya agar keingintahuan Nono yang besar terus terfasilitasi dengan pendidikan yang baik.
“Rasa ingin tahu Nono sangat tinggi. Jadi, dia paksa kami harus ikut kursus. Beli buku bacaan. Terpaksa kami turuti saja kemauannya biar semangat belajar tidak redup,” jelas Nuryati, ibu Nono, dikutip dari Okezone.
Nuryati juga mengatakan bahwa anaknya itu telah lancar berbicara pada usia lima tahun. Pada usia itu juga, ia sudah bisa membaca dan mengikuti kursus bahasa Inggris setiap pekan meskipun baru duduk di bangku PAUD.
Nono kini bersekolah di SDN Inpres Buraen 2 Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Ia juga menyabet juara tiga dalam ajang yang sama yang diadakan pada tahun 2021.