19.9 C
Indonesia

Mengenal Mitos-Mitos di Dunia Tentang Gerhana

Must read

JAKARTA – Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa kita ke pemahaman bahwa bumi, bulan, dan matahari pada waktu-waktu tertentu bisa berada di satu garis lurus yang mengakibatkan terjadinya gerhana.

Fenomena tersebut adalah fenomena alam yang wajar terjadi dan umumnya berdampak pada pasang surut air laut, serta tidak berhubungan dengan hal-hal gaib–seperti yang dipercaya pada zaman dahulu.

Dilansir dari berbagai sumber, ternyata ada cukup banyak mitos yang berkaitan dengan gerhana, baik gerhana matahari maupun bulan, yang sebelumnya diyakini oleh banyak orang.

Baca Juga:

Seperti mitos yang dipercaya oleh penduduk Mesopotamia kuno, yang menyebutkan bahwa iblis menyerang bulan saat terjadi gerhana.

Dilansir dari Kompas, dalam kebudayaan tradisional mereka, orang-orang Mesopotamia kuno selalu menghubungkan apa yang terjadi di langit dengan keadaan di bumi.

Dan mengingat bahwa raja mewakili tanah, orang-orang dari bangsa tersebut juga menganggap bahwa terjadinya gerhana adalah bentuk penyerangan iblis terhadap pimpinan mereka.

Oleh sebab itu, ketika gerhana akan terjadi (mereka saat itu telah punya kemampuan memprediksi terjadinya gerhana), ditunjuklah seorang raja pengganti.

Raja pengganti itu dimaksudkan untuk menanggung beban apa pun yang datang saat iblis menyerang–saat gerhana berlangsung.

Kepercayaan yang mirip namun tak sepenuhnya serupa dimiliki oleh Hupa, suku asli Amerika dari California utara. Mereka percaya bahwa bulan dimakan oleh hewan peliharaannya ketika gerhana.

Disebutkan bahwa bulan memiliki 20 istri dan banyak sekali hewan peliharaan, yang sebagian besarnya adalah singa gunung dan ular.

Ketika bulan tidak membawa cukup makanan, hewan-hewan itu akan menyerang dan membuatnya berdarah.

Gerhana akan berakhir ketika sang istri datang untuk melindunginya, mengumpulkan darahnya, dan memulihkan kesehatannya.

Gerhana matahari pun dulu luas dianggap sebagai matahari yang tengah dilahap oleh makhluk jahat. National Geographic mencatat bahwa kepercayaan ini berasal dari bangsa Viking.

Disebutkan bahwa masyarakat pada saat itu melihat bayangan sepasang serigala di langit yang tampak mengejar matahari. Setelah mereka menangkap cahayanya, saat itulah terjadi gerhana matahari.

Selain mitos-mitos tentang terjadinya gerhana, ada pula mitos tentang dampak gerhana. Salah satu yang paling terkenal adalah dampak gerhana terhadap ibu hamil.

Menurut mitos ini, ibu hamil yang melihat gerhana matahari akan mendapatkan bahaya berupa potensi kebutaan pada janinnya.

Janin itu juga disebutkan akan lahir cacat atau bahkan terancam nyawanya jika sang ibu nekat melihat gerhana.

Di beberapa wilayah di India, dipercaya bahwa baik gerhana bulan maupun gerhana matahari dapat mengancam keselamatan wanita hamil.

Oleh sebab itu, para orang tua di sana amat melarang anaknya yang tengah mengandung untuk keluar rumah saat terjadi gerhana.

Meskipun mitos tersebut telah dipatahkan oleh sains, masih banyak masyarakat yang mempercayainya.

Nah, dari mitos-mitos itu, mana yang pernah Anda dengar atau bahkan percayai? Berikan komentar di bawah, ya!

Berkaitan dengan topik gerhana, hari ini, Selasa (8/11), masyarakat Indonesia dapat menyaksikan gerhana bulan total (GBT) kedua sekaligus terakhir untuk tahun 2022 ini.

Untuk satu dekade berikutnya, GBT yang dapat diamati di Indonesia akan terjadi lagi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032, dan 18 Oktober 2032.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru