MALANG – Seorang turis asing secara terang-terangan mengencingi kawah Gunung Bromo, merekam aksi tersebut, dan membagikannya di akun Instagramnya, @hometown.earth.
Aksi tidak terpuji itu dengan cepat diketahui oleh netizen Indonesia yang langsung menyuarakan berbagai kecaman terhadapnya.
Kini, unggahan tersebut telah dihapus dan ia telah meminta maaf melalui unggahan terbaru yang dipin di akunnya.
“Kepada orang Indonesia, Jawa, Bali, khususnya Suku Tengger dan semua orang Hindu yang kami singgung. Kami sekali lagi ingin menyampaikan rasa bersalah kami,” tulis turis yang belum diketahui namanya itu.
Ia lantas menjelaskan bahwa ketidaktahuannya mengenai budaya Hindu adalah alasan di balik aksinya tersebut.
Sebagai orang yang tinggal di negara kecil di Eropa, ia mengaku tidak berpikir tentang seberapa suci Gunung Bromo untuk umat Hindu.
“Kami mencoba menjangkau para pejabat taman nasional Bromo dan bersedia untuk meminta maaf secara langsung kepada masyarakat Suku Tengger,” tulisnya juga.
“Kami telah belajar dari kesalahan kami dan berharap orang-orang barat melihat kesalahan kami sebagai contoh yang buruk agar tidak pernah melakukan hal serupa lagi,” pungkasnya.
Sanksi sosial dari masyarakat dan netizen
Dalam video yang telah dihapus itu, dua orang turis yang nampaknya mengendalikan akun @hometown.earth itu membagikan sejumlah momen berwisata mereka di Gunung Bromo–selayaknya wisatawan lainnya.
Mereka secara khusus menyoroti keseruan mengendarai motor trail di kawasan gunung yang berpasir.
Sayangnya, di tengah-tengah video tersebut, terlihat salah satu di antara keduanya tengah membuang hajat ke arah kawah gunung.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Sarif Hidayat mengungkapkan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait identitas sebenarnya dari turis asing tersebut.
Pasalnya, sistem yang mereka gunakan saat ini masih mempersilakan identitas yang berbeda saat booking dan masuk ke kawasan Gunung Bromo.
“Nanti kita cek, akunnya sudah search juga akan kita cek. Booking online modusnya macam-macam, masuk namanya siapa, tapi booking-nya siapa,” tuturnya, dikutip dari iNews.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya akan memperketat pengawasan dan menggencarkan edukasi untuk masyarakat, termasuk pelaku jasa wisata agar saling mengingatkan.
Meskipun begitu, Sarif mengaku bahwa tidak ada aturan khusus yang dapat membuat turis tersebut dijatuhi sanksi tertentu.
Sanksi yang didapat oleh turis tersebut, lanjutnya, adalah sanksi sosial dari masyarakat dan netizen di media sosial.
Dilansir dari CNN Indonesia, Gunung Bromo bukanlah sekadar gunung untuk berwisata bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Khususnya untuk masyarakat Tengger, gunung tersebut erat kaitannya dengan nenek moyang mereka, yakni Joko Seger dan Roro Anteng.
Di kawah gunung itu juga, masyarakat Tengger biasanya melarung sesajen selepas Upacara Yadnya Kasada.
Upacara itu sendiri adalah bukti bahwa Gunung Bromo selama ini disakralkan dan dianggap menjadi tempat tinggal para dewa.