KARANGANYAR – Istilah guru adalah pengganti orang tua selama anak berada di sekolah terkadang benar adanya.
Dalam beberapa kasus, guru tidak hanya berperan sebagai tenaga pengajar, melainkan juga melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan para orang tua di rumah.
Seperti yang belakangan ini ramai di media sosial, guru-guru di Sekolah Dasar (SD) Sewurejo 1, Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, bahu-membahu membersihkan kutu dari rambut seorang anak murid.
Pengalaman itu dibagikan oleh guru yang menginisiasi aksi tersebut di akun TikTok nya, kemudian dibagikan ulang oleh banyak orang di platform yang berbeda-beda.
Salah satunya adalah pengguna Facebook bernama Yusi Fadila. Video berdurasi 3 menit 9 detik itu diunggah bersama caption yang berbunyi, “Salut Banget Sama Ibu Gurunya”.
Dalam video tersebut, seorang guru yang diketahui bernama Zera Ayu Fatmawati bercerita bahwa ia mendapati salah satu anak murid yang tengah diajarnya terus menggaruk kepalanya.
Ketika ditanya mengapa terus melakukan hal itu, sang murid yang masih duduk di kelas 4 itu hanya menjawab bahwa kepalanya terasa gatal.
“Bu, itu kutunya jalan,” Zera kemudian mengikuti cara berbicara teman sang murid yang duduk di belakangnya.
Mendengar hal tersebut, ia lantas memeriksa lebih dekat dan menemukan omongan tersebut benar adanya.
Ia pun berinisiatif untuk membuka jilbab sang anak dan mendapati hal yang lebih mengejutkan, yaitu tidak sedikit kutu yang tinggal di kepala muridnya.
Selain itu, Zera juga mendapati bahwa bau rambut sang murid yang tidak sedap.
Tidak tinggal diam, ia pun meminta bantuan guru-guru yang lain untuk menyisiri rambut sang anak dan memberikannya kapur barus agar parasit yang tinggal di kepalanya itu hilang–atau setidaknya mengurangi intensitas keadaan darurat yang mereka hadapi.
“Katanya kapur barus itu juga bisa bikin [kutu] mati. Tapi bener, bikin [kutu] mati juga. Entah itu nanti sesaat atau gimana, yang pasti keadaan darurat kita, nyisiri kemudian dikasih kapur ajaib bagus,” paparnya.
Keadaan tersebut juga membuat Zera bertanya kepada sang anak apakah ibunya mengetahui hal ini atau tidak, yang kemudian dijawab, “Tahu, tapi ibu sibuk”.
Dugaan Zera, keadaan kepala sang anak yang setiap harinya ditutup jilbab membuat rambutnya lembab sehingga kutu dapat menyebar luas.
Bahkan, setiap helai rambutnya dipenuhi dengan barisan telur kutu yang bisa saja menetas kapan saja atau bahkan telah menetas sebelumnya.
Atas persetujuan sang anak, Zera dan beberapa guru yang membantunya akhirnya memangkas rambutnya agar dapat disisir dengan lebih mudah.
“Biar rapi, biar cantik, biar kutunya bisa berkurang lah. Biar anaknya juga jadi nyaman,” tuturnya.
Zera mengaku, ini adalah kali pertamanya menghadapi seorang murid dengan permasalahan kutu yang jumlahnya sangat banyak.
Ia berharap, keadaan ini cepat selesai dan muridnya tersebut bisa kembali ceria.