21.5 C
Indonesia

Gubernur Texas Salahkan Presiden Joe Biden Atas Penemuan Puluhan Mayat Migran di Dalam Truk

Must read

TEXAS – Penemuan puluhan mayat di dalam truk-trailer di jalanan Kota San Antonio, negara bagian Texas, Amerika Serikat, disebut-sebut sebagai aksi penyelundupan manusia paling mematikan yang terjadi baru-baru ini di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.

Gubernur Texas Greg Abbott pun melimpahkan kesalahan kepada Presiden AS Joe Biden yang telah menerapkan kebijakan “yang mematikan”.

“Kematian ini ada di Joe Biden. Itu adalah hasil dari kebijakan perbatasan terbuka yang mematikan,” ujarnya.

Baca Juga:

Dilansir dari Pikiran Rakyat, Biden diketahui memperkenalkan aturan yang menolak para migran yang berusaha mencari suaka di AS selama pandemi pada Mei 2020 lalu.

Aturan tersebut membuat perbatasan AS sibuk melakukan pengusiran terhadap orang-orang yang berusaha melintas secara ilegal.

Tercatat bahwa negara ini telah melakukan pengusiran sebanyak 2 juta kali.

Sky News melaporkan bahwa banyak dari para migran yang diusir berasal dari Meksiko, Guatemala, Honduras, dan El Salvador.

Klaim Abbott tersebut lantas dibantah oleh seorang politisi Demokrat, Beto O’Rourke.

Ia justru menyerukan penyelidikan terkait dugaan penyelundupan manusia.

Truk-trailer yang memuat puluhan mayat migran ini pertama kali ditemukan terparkir di jalanan yang sepi oleh seorang pekerja dari gedung terdekat.

Kepala Polisi kota William McManus mengatakan bahwa pekerja tersebut mendengar teriakan meminta tolong dari dalam truk. Ia pun mendekati truk tersebut.

“Ia kemudian menemukan pemandangan mengerikan di dalamnya,” kata McManus.

McManus mengatakan bahwa ini adalah insiden terbesar untuk kasus serupa di kota tersebut.

Tiga orang telah ditahan, meskipun keterlibatan mereka belum jelas.

“Pengemudi truk dan dua orang lainnya sudah ditangkap,” ujar Perwakilan AS Henry Cuellar dari Texas, dikutip dari The Associated Press.

Terhitung ada 46 mayat di dalam truk tersebut. Selain itu, 16 migran ditemukan selamat dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Empat di antaranya adalah anak-anak.

Naasnya, dalam perkembangan terbaru, 5 orang migran yang selamat itu dinyatakan meninggal setelah dibawa ke rumah sakit.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran San Antonio Charles Hood menjelaskan bahwa para migran yang selamat itu terasa “panas saat disentuh”.

Mereka juga menderita serangan panas (heat stroke) dan kelelahan.

“Tidak ada tanda-tanda air di dalam kendaraan. Itu merupakan trailer-traktor berpendingin tapi tidak ada unit AC yang berfungsi di situ,” jelas Hood kemudian.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru