BAHAMA – Beberapa Iguana di Bahama kini memiliki “gigi manis” karena terlalu sering mengonsumsi anggur yang diberikan oleh wisatawan yang mengikuti ‘ekowisata’ di sekitar tempat tinggal mereka.
Para ilmuwan mengatakan bahwa camilan manis telah meningkatkan gula darah iguana batu dan mereka belum tahu konsekuensi yang akan menimpa spesies yang terancam punah ini.
Setiap hari, puluhan speedboat mendarat di pantai berpasir putih di Kepulauan Exumas. Setiap hari pula, Cyclura cychlura atau iguana batu Bahama Utara menghampiri perahu wisatawan dengan harapan diberi makan anggur–dan harapan itu umumnya terkabul.
Reptil ini diklasifikasikan, tergantung pada subspesiesnya, dari “rentan” hingga “terancam punah”.
Sebuah tim peneliti Amerika telah mempelajari efek pemberian makan yang berulang dan tidak alami ini pada metabolisme hewan.
Mereka membandingkan kadar glukosa darah iguana tersebut dengan hewan dari spesies yang sama yang tinggal di pulau terdekat di mana lanskap berbatu mencegah wisatawan untuk berkunjung.
Hasil penelitian mereka terhadap empat populasi iguana–dua diberi makan anggur, dua diberi pakan alami–pun jelas, yaitu ada “efek signifikan” pada iguana yang diberi makan oleh wisatawan (diberi makan anggur dengan sengaja) berupa kadar glukosa darah yang jauh lebih tinggi.
Untuk memastikan bahwa anggur benar-benar menjadi penyebab tingginya kadar gula darah, mereka pun mereplikasi percobaan di laboratorium pada iguana hijau biasa, spesies yang tidak dilindungi. Hasilnya identik.
Apakah buah anggur mempengaruhi kesehatan iguana?
Para peneliti sendiri mengakui bahwa mereka tidak tahu apakah perubahan metabolisme ini secara inheren buruk bagi kesehatan sang hewan.
Akan tetapi, “kita bisa menyebutnya diabetes jika mereka adalah manusia atau tikus,” Susannah French, penulis utama studi tersebut, mengatakan kepada AFP.
Para peneliti pun telah mencatat efek fisiologis setelahnya, terutama pada kotoran hewan.
Ketika iguana memakan makanan alami mereka dari tumbuh-tumbuhan, bentuknya seperti “cerutu Kuba, seikat daun yang digulung.”
Akan tetapi, kotoran menjadi jauh lebih cair ketika mereka memakan buah yang disediakan oleh pengunjung pulau-pulau tersebut.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa iguana yang hidup di pantai tempat mereka diberi makan berukuran lebih besar, lebih berat, dan tumbuh lebih cepat daripada iguana yang tidak terpapar oleh kehadiran wisatawan.
Para peneliti bersikeras bahwa studi mereka bukanlah kutukan pariwisata.
Mereka ingin bekerja dengan operator tur di Bahama untuk “menemukan rencana yang lebih berkelanjutan,” kata Charles Knapp, salah satu penulis studi tersebut.
Di antara solusi potensial, mereka menyarankan pulau-pulau itu dapat mengatur jumlah pengunjung atau “penggunaan jenis makanan lain”.
Sumber: euro news