CINA – Negeri Tirai Bambu, Cina, dikenal sebagai salah satu pasar terbesar mobil listrik ternama, Tesla. Perusahaan Elon Musk itu bahkan mencatat penjualan Tesla model Y di Cina yang meningkat hingga hampir 900% pada Januari lalu jika dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu.
Dengan jumlah yang fantastis itu, maka tidak heran jika Tesla tidak hanya berkeliaran di kota-kota besar. Salah satu desa terpencil di Cina bahkan dijuluki “Desa Tesla” karena menjadi rumah bagi 40 unit mobil ini.
Desa Phanziga, sebuah desa pegunungan yang terletak di Provinsi Yunan, Cina, langsung menjadi perbincangan hangat di Weibo setelah video berjudul “Tesla Village” dibagikan oleh akun Tesla Cina.
Dilansir dari Cnevpost, sosok yang memperkenalkan mobil listrik tersebut ke warga desa adalah Cai Run.
Ia sempat mengenyam pendidikan hingga bekerja di luar tanah kelahirannya selama bertahun-tahun.
Adapun alasan kembalinya Cai Run ke Desa Phanziga adalah karena ia menyadari adanya peluang yang dapat dikembangkan di desa tersebut.
Dan saat itu lah ia disangka gila karena membawa pulang satu unit Tesla.

Sebagian warga Desa Phanziga berpikir akan sulit untuk memiliki mobil listrik mengingat tidak adanya stasiun pengisian listrik di sekitar tempat tinggal mereka.
Sebagian yang lain mengatakan belum mau mengganti mobil konvensional mereka.
Akan tetapi, seakan tidak mengenal kata menyerah dalam hidupnya, Cai Run tetap memperkenalkan Tesla ke warga desa.
Ia bahkan menjelaskan sejumlah fitur dan keunggulan Tesla yang tidak ada di jenis mobil lain, seperti fitur mengemudi otomatis, sistem penyaringan udara, interior mobil yang elegan dan luas, serta yang paling penting: uang yang dapat dihemat karena tidak lagi perlu membeli BBM.

“Dulu, saya menggunakan mobil bahan bakar tradisional untuk mengirim ham ke daerah perkotaan Kota Xuanwei, dan perjalanan pulang pergi lebih dari 160 kilometer,” ujar salah seorang warga Desa Panzhiga, dikutip dari Kompas.
“Biaya bahan bakar lebih dari 100 yuan. Sekarang harganya hanya lebih dari 30 yuan dengan Tesla,” lanjutnya.
Ia kemudian berharap uang yang dihematnya dari membeli lebih sedikit BBM dapat “mengembalikan” biaya pembelian Teslanya dalam kurun waktu tiga tahun.
Beriringan dengan “misi”nya memperkenalkan kecanggihan mobil listrik ke warga desa, Cai Run juga mulai membuka usaha perhotelan untuk memberi akomodasi bagi turis.
Sejumlah warga yang lain juga dibantunya membuka usaha serupa.
Dan ketika tidak ada kamar kosong di hotel, mereka menawarkan layanan berkemah di mobil Tesla yang mereka miliki.
Stasiun pengisian listrik untuk mobil listrik juga telah dibangun. Desa Phanziga bahkan menjadi desa pertama yang memiliki stasiun pengisian listrik Tesla yang bertanda-tangan Elon Musk.

Dengan tersebarnya kabar bahwa ada “Desa Tesla” di kawasan barat daya Cina itu, Cai Run memperkirakan akan ada lebih banyak turis yang berdatangan nantinya.
“Desa Panzhiga saat ini hanyalah permulaan. Memilih Tesla berarti memilih pembangunan berkelanjutan,” kata Cai Run.