Yogyakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan sejumlah proyek jalan tol yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), salah satunya ruas Jalan Tol Yogyakarta-Bawen sepanjang 75,82 km yang pembangunannya telah dimulai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Rabu (30/3) di Sleman.
Mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian dalam acara tersebut mengatakan, pembangunan jalan tol yang melintas di dua provinsi tersebut akan meningkatkan konektivitas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah.
“Jalan Tol Yogyakarta-Bawen nantinya akan terhubung dengan Jalan Tol Semarang-Solo dan Jalan Tol Solo-Yogyakarta International Airport Kulonprogo yang saat ini masih tahap konstruksi dengan progres 20,21 persen,” papar Hedy.
“Dan [ketiganya] akan membentuk “Segitiga Emas” yang dapat meningkatkan perekonomian dan konektivitas wilayah, khususnya Jogja, Solo, dan Semarang (Joglosemar),” lanjutnya.

Hedy menambahkan, pembangunan jalan tol ini juga akan memperkuat posisi Yogyakarta dalam industri khususnya pariwisata yang sedang tumbuh dan berkembang dengan baik.
Hal itu diharapkan akan meningkatkan peran Yogyakarta sebagai daerah untuk perkembangan ekonomi di Pulau Jawa bagian selatan.
Dengan nilai investasi yang cukup besar, yaitu senilai Rp14,26 triliun, Hedy menyatakan bahwa pembangunan jalan tol ini harus mampu memberikan dorongan perkembangan ekonomi di Yogyakarta/Jogja dan Jawa Tengah.
Pembangunan jalan tol ini dilaksanakan oleh PT. Jasamarga Jogja Bawen (JJB) selaku Badan Usaha Jalan Tol yang dibentuk oleh konsorsium pemenang lelang.
“Kepada konsorsium kontraktor untuk melibatkan tenaga kerja lokal dan produk lokal sebanyak mungkin, sehingga dampak ekonominya akan terasa sangat kuat,” ujar Hedy.
Hedy menyampaikan bahwa pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen memiliki tantangan yang cukup tinggi karena tetap harus menjaga kawasan cagar budaya dan kelestarian lingkungan, trase yang melewati potensi gempa, sungai lahar dingin hingga wilayah mata air yang harus dijaga.
“Dalam membangun jalan tol ini kita harus cepat, tapi juga tetap harus menjaga kualitas/mutu, memastikan keselamatan konstruksi, dan harus tetap jaga keseimbangan alam,” tuturnya.

Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Triono Junoasmono dalam laporannya mengatakan bahwa jalan tol ini terdiri dari 6 seksi.
Keenam seksi itu adalah Sleman-Banyurejo (8,25 km) sebagai seksi 1, Banyurejo-Borobudur (15,26 km) sebagai seksi 2, dan Borobudur-Magelang (8,08 km) sebagai seksi 3.
Selanjutnya, seksi 4 adalah Magelang-Temanggung (16,26 km), seksi 5 adalah Temanggung-Ambarawa (22,56 km), dan terakhir, seksi 6 adalah Ambarawa-Junction Bawen terkoneksi Tol Semarang-Solo (5,21 km).
“Untuk seksi 1 ditargetkan selesai konstruksi pada kuartal 4 2023. Secara keseluruhan, jalan tol ini ditargetkan dapat tersambung seluruhnya secara bertahap pada kuartal 4 2024,” ujar Triono.
Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara (Dirut LMAN) Basuki Purwadi yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen merupakan salah satu PSN yang pengadaan lahannya dibiayai oleh APBN melalui LMAN.
“Saat ini progres pembebasan lahan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen seksi 1 telah mencapai 92,28 persen,” ujarnya.
Turut hadir Sekretaris Daerah DIY Raden Kadarmanta Baskara Aji, Direktur Utama PT Jasa Marga Subakti Syukur, Direktur Utama PT JJB Oemi Vierta Moerdika, Direktur Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Budi Harimawan Semihardjo, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Pantja Dharma Oetojo.