19.9 C
Indonesia

Ety Sumiati, Petani Kopi Asal Desa Laksana Maju Bandung Yang Sukses Karena Dibantu Oleh Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian

Must read

BANDUNG – Ety Sumiati, biasa disapa Nenek Ety, ketua kelompok tani kopi wanoja, Desa Laksana Maju Bandung, salah satu bagian korporasi JPLM yang ada di Bandung, mengapresiasi bantuan program Kementerian Pertanian khususnya Korporasi Petani.

“Dengan adanya korporasi ini, memberikan fasilitasi kepada kami untuk semakin maju dan berkembang, fasilitas yang kami terima antara lain pelatihan milenial, pelatihan ekspor, alat pasca panen atau sarana prasarana lainnya,” ujar Nenek Ety beberapa waktu lalu.

Dengan bergabungnya kelompok tani ke koperasi ini, lanjutnya, semangat kelompok tani kami bertambah dan tentunya memberikan banyak manfaat.

Baca Juga:

Ia mengatakan bahwa saat ini petani tidak akan bimbang karena kepastian akses pasar untuk hasil pertanian mereka aman dan jelas baik untuk harga ceri, gabah maupun greenbean

“Sekarang harga pasar terbangun dan terkendali sesuai standar atau diatas harga pasar aman. Selain itu juga produk semakin banyak dan berkembang serta membuka lapangan kerja atau memberdayakan masyarakat setempat,” ungkapnya.

Nenek Ety menuturkan, kelompok tani kopi wanoja telah berdiri sejak tahun 2012, dan mulai bergabung korporasi JPLM khususnya koperasi walama wanoja laksana maju di tahun 2020.

Jumlah anggota mereka saat ini mencapai 65 orang dari semula yang hanya 55 orang. Dan semakin bertambahnya waktu, korporasi JPLM melihat kegiatan kelompok tani tersebut, dan semakin tertarik sehingga anggota mereka kian bertambah.

Sedangkan untuk luas kebun keseluruhan kelompok tani wanoja seluas 96 hektar, dan produksi yang  diolah tahun lalu sebanyak 20 ton greenbean.

Di Kelompok tani kami, Lanjut Nenek Ety, kami membina petani mulai dari budidaya hingga panen.

Petani diberi benih tanaman, dan lainnya. Untuk jenis kopi, mereka diberi kopi arabika, yang telah berhasil dikirim ke beberapa negara, seperti Dubai, Inggris, Eropa, Timur Tengah, dan lainnya.

“Kalau untuk ciri khas tertentu dibandingkan dari koperasi lain, sementara ini kita proses kopi specialty, tetapi tidak menutup kemungkinan dengan bergabungnya kelompok tani kami dengan korporasi, kedepan bisa juga proses kopi reguler, karena didukung alat sarana prasarana percepatan produksi yang menunjang dari koperasi tersebut,” tuturnya.

Kenapa saya pilih kopi, lanjut Nenek Ety, karena tanaman lain musiman dan ada yang bisa merusak lahan hutan, kalau dengan tanaman kopi ini justru erosi tanah atau banjir bisa dikendalikan.

Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan, banyak diminati pasar global, peluang bisnis yang cukup tinggi dan menguntungkan karena termasuk tren gaya hidup, bisa meningkatkan ekonomi keluarga, menghidupi atau memenuhi kebutuhan.

“Pandemi Covid-19 tentunya memberikan dampak, namun kami bersyukur masih bisa bertahan dan tidak sampai memberhentikan pegawai. Selain penjualan offline, kami juga terbantu dengan penjualan melalui online seperti tokopedia, shopee. Harga bervariasi tergantung proses kopinya, ada natural ada honey. Harga honey kopi, black honey, golden honey dan lainnya berbeda-beda, sebagai salah satu contoh untuk harga honey Rp. 135.000,” ujarnya

Nenek Ety menambahkan bila petani milenial juga jadi bagian kelompoknya.

“Kami terbantu sekali dengan adanya petani milenial dalam kelompok tani kami, memudahkan penjualan, processing atau pemasaran juga,” ungkapnya.

Satreaa, petani milenial dari kelompok tani kopi wanoja dan koperasi walama wanoja laksana maju, bagian dari korporasi JPLM mengaku sangat bersyukur dengan program Kementan ini.

“Atas bantuannya mendampingi korporasi kami, sehingga bisa menjadi lebih maju, bantuan berupa mesin pulper huler serta pengeringan sehingga produksi kami menjadi lebih baik dari sebelumnya,” ungkapnya.

Selain dibantu pelatihan milenial, tambah Satreaa, korporasi JPLM juga membantu kelompoknya untuk ekspor keluar negeri, serta untuk mendapat fasilitasi kur agar pemodalannya dalam produksi menjadi lebih cepat sekali perkembangannya.

“Dengan adanya korporasi JPLM didaerah kami, membuat kami menjadi lebih leluasa untuk menjual produk kopi kami, harga lebih baik, masyarakat daerah kami memiliki kesempatan bekerja di JPLM,” ujar satreaa.

“Dibutuhkan komitmen yang kuat semua anggota kelompok tani dan pihak terkait lainnya, agar kedepannya semakin baik, maju berkembang. Dan diharapkan kedepannya, dengan adanya korporasi ini, kopi semakin maju semakin mendunia, meningkatkan ekonomi keluarga, kesejahteraan keluarga petani juga, karena tanaman kopi ini dapat dikatakan membantu menjaga dan mempertahankan ekosistem lingkungan,” tutup Nenek Ety.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru