20.6 C
Indonesia

Timor Timur Jalani Pemungutan Suara Hari Ini, Ada 16 Calon Presiden!

Must read

TIMOR TIMUR – Negara termuda di Asia, Timor Timur, mengadakan pemilihan presiden hari ini, Sabtu (19/3), di tengah kekhawatiran terhadap stabilitas politik dan keamanan ekonomi bangsanya.

Siapapun presiden yang terpilih nanti akan menjadi presiden kelima negara ini sejak kemerdekaan.

Di antara ke-16 calon presiden, terdapat dua nama yang familiar bagi warga setempat. Yaitu mantan pejuang perlawanan dan Presiden Petahana (presiden yang sedang menjabat saat ini) Francisco “Lu Olo” Guterres serta tokoh kemerdekaan dan peraih Nobel Jose Ramos-Horta.

Baca Juga:

Selain itu, calon presiden yang berhak mendapatkan dukungan di pesta demokrasi ini adalah seorang mantan imam Katolik.

Dengan tetap menerapkan aturan mengenakan masker, orang-orang Timor berdatangan ke tempat pemungutan suara. Mereka mengantri dengan sabar saat menunggu giliran.

“Kita harus memilih generasi baru agar kita bisa membangun negara ini,” kata salah satu pemilih, Jorge Mendonca Soares, tentang keinginannya untuk berubah.

Sementara tokoh-tokoh kemerdekaan bangsa masih mendominasi slot-slot calon, untuk pertama kalinya juga ada empat calon perempuan. Di antaranya adalah wakil perdana menteri Armanda Berta Dos Santos.

Sebuah jajak pendapat yang dilaksanakan baru-baru ini oleh universitas nasional menunjukkan bahwa Ramos-Horta, seorang mantan komandan pasukan pertahanan Lere Anan Timur dan Guterres adalah favorit masyarakat.

Pemungutan suara ditutup jam 3 sore waktu setempat, dengan perkiraan hasil baru akan keluar pada Sabtu malam.

Jika tidak ada kandidat yang dinilai berhasil memperoleh banyak suara, pemilihan akan dilanjutkan ke putaran kedua pada 19 April nanti.

Pada putaran kedua ini, hanya dua kandidat teratas yang akan menjadi pilihan masyarakat Timor Timur.

Setelah lepas dari pendudukan tidak menyenangkan yang dilakukan oleh Indonesia dan merdeka hampir dua puluh tahun lalu, Timor Timur terus berjuang dengan ketidakstabilan politik.

Setelah pemilihan terakhir pada tahun 2018, Guterres menolak untuk mengangkat beberapa menteri dari Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Timur (CNRT), sebuah partai politik yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Xanana Gusmao.

Langkah itu menyebabkan kebuntuan politik yang hingga saat ini masih berlangsung.

Ramos-Horta, yang didukung oleh partai CNRT pimpinan Xanana, mengatakan pada awal pekan ini bahwa alasannya mencalonkan diri adalah karena ia merasa presiden saat ini telah “melewati [batas] kekuasaannya”.

Dalam sistem politik Timor Lorosa’e, presiden menunjuk sebuah pemerintahan dan memiliki kekuasaan untuk memveto menteri atau membubarkan parlemen.

Untuk menebus “kesalahannya” selama menjabat, Guterres berjanji untuk memastikan perdamaian dan stabilitas, membela kedaulatan Timor Timur, dan mengikuti konstitusi jika ia memenangkan masa jabatan baru.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam debat pemilu baru-baru ini.

Keadaan negara yang sangat bergantung pada pasokan minyak dan gas yang semakin menipis, diversifikasi ekonomi, dan peran pemilih muda juga menjadi isu utama dalam masa pemilihan ini.

Diperkirakan sebanyak 20% pemilih adalah pemilih muda yang baru menginjak usia 17 tahun dan memberikan suara mereka untuk pertama kalinya.

Salah seorang pemilih muda bernama Marco de Jesus mengatakan bahwa ia merasa gugup. Akan tetapi, pemilih berusia 17 tahun itu akhirnya dapat rileks setelah mendapatkan bantuan dari staf pemungutan suara.

“Saya merasa bangga telah melaksanakan fungsi saya sebagai pemilih,” katanya, berbicara di luar tempat pemungutan suara di tepi pantai Dili, ibu kota Timor Timur.

“Saya berharap pilihan saya dapat membawa perubahan positif dan bermanfaat,” tambahnya.

 

Sumber: Reuters

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru