19.9 C
Indonesia

Biden Akan Jadi Tuan Rumah Untuk Pertemuan Khusus dengan Para Pemimpin Asia Tenggara

Must read

WASHINGTON – Gedung Putih pada Senin (28/2) mengumumkan bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan menjadi tuan rumah acara puncak pertemuan khusus Amerika Serikat dan para pemimpin Asia Tenggara pada 28 dan 29 Maret di Washington.

Acara yang bertajuk KTT Gedung Putih ini sebelumnya dijadwalkan terlaksana pada awal tahun, namun tertunda karena kekhawatiran penyebaran virus covid-19 yang sempat memburuk.

Acara ini adalah bagian dari upaya Amerika Serikat untuk meningkatkan keterlibatan dengan wilayah yang dianggap Washington penting untuk rencananya melawan kekuatan Cina yang sedang tumbuh.

Baca Juga:

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan KTT Perhimpunan Pemimpin Asia Tenggara (ASEAN) akan memperingati 45 tahun hubungan Amerika Serikat-ASEAN.

“Adalah prioritas utama bagi Pemerintahan Biden-Harris untuk melayani sebagai mitra yang kuat dan dapat diandalkan serta untuk memperkuat ASEAN yang berdaya dan bersatu untuk mengatasi tantangan zaman kita,” katanya saat mengumumkan KTT tersebut.

Dalam kunjungan ke Malaysia pada bulan Desember lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken mengatakan blok ASEAN yang beranggotakan 10 orang itu “penting bagi arsitektur kawasan Indo-Pasifik”.

Berbagai isu dikatakannya akan dibahas dalam KTT tersebut. Di antaranya adalah pengambilalihan militer tahun lalu di Myanmar, pemulihan pandemi, perubahan iklim, investasi, dan infrastruktur.

Pemerintahan Biden telah mendeklarasikan Indo-Pasifik dan persaingan dengan Cina sebagai fokus kebijakan luar negeri utamanya, yang ingin dipertahankannya meskipun ada invasi Rusia ke Ukraina.

Biden bergabung dengan para pemimpin ASEAN dalam pertemuan puncak virtual pada bulan Oktober lalu.

Pertemuan tersebut adalah kali pertama dalam empat tahun Washington terlibat di tingkat atas dengan blok tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, ia berjanji untuk mendukung ASEAN dalam membela kebebasan laut dan demokrasi.

Selain itu, ia mengatakan bahwa Washington akan memulai pembicaraan untuk mengembangkan kerangka kerja ekonomi regional.

Hal tersebut, menurut beberapa kritikus, tidak dimiliki oleh strategi Asia Amerika Serikat sejak pendahulunya Donald Trump keluar dari pakta perdagangan regional.

Pemerintahan Biden mengumumkan strategi 12 halaman untuk Indo-Pasifik pada awal Februari.

Dalam strategi tersebut, ia berjanji untuk memberikan lebih banyak sumber daya diplomatik dan keamanan ke kawasan tersebut untuk melawan upaya Cina dalam menciptakan lingkup pengaruh regional dan menjadi kekuatan paling berpengaruh di dunia.

Dokumen tersebut menegaskan kembali rencana Amerika Serikat untuk meluncurkan kerangka kerja ekonomi regional pada awal 2022.

Akan tetapi, hanya sedikit rincian yang dimunculkan serta pemerintahan Biden enggan menawarkan peningkatan akses pasar yang diinginkan negara-negara Asia–melihat ini sebagai mengancam pekerjaan Amerika.

 

Sumber: Reuters

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru