PAKISTAN – Truk kuning cerah dengan logo ilustrasi wajah yang terparkir di area sebuah perguruan tinggi di Islamabad, Pakistan, tampak seperti banyak truk makanan lainnya. Keberadaannya menarik sejumlah mahasiswa yang merasa lapar untuk mendekat.
Akan tetapi, pemandangan saat mereka memesan tidak kalah menarik.
Tangan-tangan yang bergerak membentuk sejumlah isyarat menunjukkan bahwa ini bukan truk makanan biasa.
Abey Khao, nama truk makanan itu, adalah restoran keliling pertama di Pakistan yang sepenuhnya dikelola oleh para pekerja tuli.
Truk makanan ini adalah gagasan dari keluarga tuli, dengan kedua orang tua dan dua orang anak laki-laki yang tuli total atau sebagian.
Seorang anak perempuan di keluarga tersebut, Ayesha Raza, dapat mendengar. Ide Abey Khao ini dicetuskan olehnya guna memberikan kesempatan bekerja bagi saudara laki-lakinya.
“Mayoritas pemuda tuli menganggur di Pakistan, dan mereka menghadapi masalah seperti hambatan bahasa, ketidaksetaraan dan diskriminasi,” katanya.
“Di Abey Khao, pelanggan menganut budaya tuli dan memesan dalam bahasa isyarat,” lanjutnya.
Dengan petunjuk yang mengajarkan bagaimana mengucapkan frasa sederhana dalam bahasa isyarat, menurutnya, Abey Khao tidak hanya menyediakan lapangan kerja, tetapi juga membantu menjembatani kesenjangan komunikasi antara orang tuli dan mereka yang dapat mendengar.
“Kita harus membuat jalan kita sendiri melalui kewirausahaan, sekecil apa pun itu, karena kita menghargai martabat kita sebagai makhluk hidup yang mandiri lebih dari apapun,” kata Syekh Faizan, saudara Aisyah, menggunakan bahasa isyarat.
Diparkir di kampus Millennium Universal College, para siswa berkumpul untuk menikmati sandwich daging dan kentang goreng.
“Biasanya, setiap kali kita bertemu orang tuli, kita tidak tahu bagaimana berkomunikasi dengan mereka. Mereka telah menempatkan kartu isyarat di sini di depan van mereka yang sangat membantu semua orang ketika kami ingin memesan,” ujar seorang murid bernama Misal Shahzad.
Sumber: Reuters