CHILI – Patung besar “Moai”, salah satu monumen batu ikonik dari Pulau Paskah, memulai perjalanan pulangnya pada hari Senin (21/2). Sebelumnya, selama bertahun-tahun, patung ini melakukan kampanye guna kembali ke tempat asalnya sejak ditempatkan di sebuah museum di Santiago pada abad ke-19.
Patung seberat 715 kilogram itu akan diangkut dengan truk ke kota pelabuhan Valparaíso di Chili.
Dari sana, ia akan berlayar dengan kapal angkatan laut selama kurang lebih lima hari untuk mencapai Pulau Paskah yang terpencil–yang oleh penduduk lokal dikenal sebagai Rapa Nui.
Inisiatif ini merupakan bagian dari program repatriasi yang berusaha untuk mengembalikan sisa-sisa peninggalan leluhur pulau Samudra Pasifik, benda-benda suci, dan benda-benda pemakaman.
Negosiasi serupa telah dilakukan untuk mencoba memulihkan spesimen di tangan British Museum.
“Untuk pertama kalinya, sebuah Moai akan kembali ke pulau dari tanah daratan,” kata Menteri Kebudayaan Consuelo Valdes kepada wartawan.
“Tanpa diragukan lagi, ini adalah bagian dari pekerjaan yang kami mulai sebagai kementerian bertahun-tahun yang lalu dengan kembalinya berbagai koleksi dan nenek moyang ke tanah air mereka,” lanjutnya.
Pulau Paskah sendiri berjarak lebih 3.000 km dari pantai Chili.
Pulau ini memiliki lebih dari seribu patung batu, kepala raksasa yang diukir berabad-abad lalu oleh penduduk pulau, yang membuatnya terkenal dan dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Komunitas Rapa Nui mengadakan aksi untuk menghormati ikon di Museum Nasional Sejarah Alam di ibukota Chili, yang masih mempertahankan dua patung yang lebih kecil.
Patung itu akan disimpan di Museum Antropologi Padre Sebastián Englert di pulau wisata itu.
Sumber: Reuters