CINA – Diklaim sebagai istana kekaisaran terbesar di dunia, Kota Terlarang Cina berdiri megah di atas lahan berukuran sekitar 720.000 meter persegi dan dihuni oleh 980 bangunan. Waktu satu hari penuh rasanya tidak cukup untuk mengitari keseluruhan tempat bersejarah ini.
Dalam bahasa setempat, Kota Terlarang dirujuk dengan nama 故宫 (Gùgōng) yang secara harfiah berarti “Bekas Istana”.
Nama Kota Terlarang sendiri diambil dari nama 紫禁城 (Zǐjìn Chéng) yang berarti “Kota Terlarang Ungu”.
Nama Zǐjìn Chéng baru muncul secara resmi pada tahun 1576, ketika istana telah berdiri lebih dari 100 tahun saat itu.
Pembangunan Kota Terlarang dimulai pada tahun 1406 setelah Zhu Di (Kaisar Yongle/Yung-le) dari dinasti Ming naik takhta dan memindahkan ibu kota dari Nanjing ke Beijing.
Kota Terlarang kemudian digunakan sebagai pusat pemerintahan sekaligus tempat tinggal kaisar dan keluarganya selama hampir lima abad.
Sekarang, Kota Terlarang menjadi salah satu objek wisata di Cina yang menarik paling banyak wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Dilansir dari China Highlights, kompleks kekaisaran ini menarik lebih dari 14 juta pengunjung setiap tahunnya.
Dengan jumlah kunjungan yang sangat besar itu, pemerintah setempat terus bekerja keras untuk memastikan pengaturan arus pengunjung tidak merusak bangunan bersejarah ini.
Sebagai objek wisata, Kota Terlarang tidak hanya menampilkan arsitekturnya yang megah baik di bagian dalam maupun di bagian luar.
Tempat ini juga menjadi museum kebudayaan Cina yang menyimpan jejak peradaban berjarak ribuan tahun.
Ketika Jepang meluncurkan ancaman invasi pada tahun 1933, pemerintah mengevakuasi sebagian koleksi museum ke Taiwan.
Setelah Perang Dunia II berakhir, beberapa koleksi tersebut dibawa pulang ke Kota Terlarang, dengan sebagian lainnya tetap tinggal hingga kini di Istana Museum Nasional di Taipei.
Apa yang terlarang?
Burung yang hinggap di atap bangunan.
Untuk menjaga kebersihan dan keindahan Kota Terlarang, para pekerja yang membangun kompleks ini di zaman dahulu sengaja mendesain atap dengan kemiringan tertentu sehingga burung tidak dapat singgah.
Selain itu, mereka menggunakan ubin berlapis kaca yang sangat licin untuk atapnya sehingga burung tidak mungkin mendarat di sana.
40% area kompleks juga masih terlarang bagi wisatawan.
Area itu meliputi tempat kerja, area yang belum diperbaiki, serta area yang ditujukan untuk keperluan khusus seperti menyimpan benda peninggalan budaya.
Sementara itu, di zaman kekaisaran dulu, nama Kota Terlarang digunakan karena tidak ada yang boleh keluar atau masuk istana tanpa izin kaisar.