19.8 C
Indonesia

Kontroversi Penampilan Atlet Uighur Pada Pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

Must read

CINA – Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 resmi berjalan. Upacara pembukaan event olahraga lintas negara ini pun telah terlaksana dengan lancar pada Jumat, 4 Februari 2022 kemarin.

Akan tetapi, terdapat beberapa hal dalam agenda tersebut yang mengundang tanda tanya.

Salah satunya adalah penampilan atlet muda asal komunitas minoritas Uighur, Dinigeer Yilamujiang, pada puncak upacara.

Baca Juga:

Atlet berusia 20 tahun itu tampil sebagai pembawa obor terakhir bersama dengan atlet ski lainnya, Zhao Jiawen.

Seperti yang diketahui, komunitas asal Yilamujiang, Uighur, adalah komunitas yang diduga menjadi sasaran pelanggaran HAM oleh Partai Komunis Cina (PKC) selama bertahun-tahun.

PKC dituduh mendirikan kamp-kamp di Xinjiang yang merupakan daerah tempat komunitas tersebut tinggal dan “menahan” setidaknya satu juta orang Uighur, yang mayoritasnya adalah muslim.

Berbagai laporan menyebutkan bahwa kamp-kamp tersebut melakukan penyiksaan, pemaksaan ideologi, bahkan sterilisasi pada perempuan-perempuan Uighur agar tidak lagi dapat melahirkan.

Situasi tersebut diduga dapat berujung pada hilangnya komunitas ini di masa mendatang.

Akan tetapi, semua tuduhan tersebut selalu dibantah Cina dengan menyebutkan bahwa kamp-kamp tersebut adalah pusat pelatihan vokasi yang berusaha menghapuskan ekstremisme.

Bahkan pada akhir 2019 lalu, orang-orang di kamp tersebut dinyatakan telah “lulus” dari pelatihan tersebut.

Sementara itu, Cina selalu menegaskan agar semua pihak tidak “mempolitisasi” ajang olahraga dunia ini dengan mengaitkannya pada permasalahan tersebut, pandemi, maupun “ketakutan” akan apa yang akan terjadi pada atlet jika mereka “berbicara” selama pertandingan.

Ketika ditanya mengenai netralitas penampilan Yilamujiang tersebut, Komite Olimpiade Internasional (KOI) mengatakan bahwa ia memiliki “segala hak” untuk itu.

“Upacara pembukaan jelas-jelas adalah sesuatu yang dibuat oleh panitia dengan tambahan kreatif di dalamnya,” ucap juru bicara KOI, Mark Adam.

Ia menegaskan bahwa KOI memiliki andil hanya sampai batas tertentu.

“Seperti yang Anda ketahui dari Piagam Olimpiade, kami tidak mendiskriminasi orang dari mana mereka berasal, apa latar belakang mereka,” lanjutnya.

“Ini [Yilamujiang] adalah atlet yang bertanding di sini, dia bertanding pagi ini. Dia memiliki hak, dari manapun dia berasal, apapun latar belakangnya, untuk bersaing … dan untuk mengambil bagian dalam upacara apa pun.”

Kelanjutan kasus pelanggaran HAM terhadap komunitas Uighur hingga kini belum menunjukkan titik terang.

Amerika Serikat bahkan mulai menyebut Cina telah melakukan genosida terhadap mereka, yang lantas ditolak oleh Beijing.

Beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia, Vladimir Putin, terlihat menghadiri upacara.

Beberapa negara lainnya seperti Prancis, Amerika Serikat, Australia, dan Inggris memutuskan untuk tidak mengirim perwakilan diplomatik mereka ke sana.

Ma Haiyun, seorang ahli di Xinjiang dan profesor di Universitas Negeri Frostburg di Maryland, mengatakan bahwa pemilihan Yilamujiang dimaksudkan untuk “mengirim pesan”.

“Dengan memilih seorang atlet Uighur untuk menyalakan obor, Cina sedang mencoba untuk mengatasi kritik dari Barat tentang genosida atau penganiayaan terhadap Uighur, dan tentang sinisasi etnis minoritas,” katanya kepada kantor berita Reuters.

“Tapi saya tidak berpikir hal ini dapat berdampak banyak pada Barat, yang cenderung menganggap sebagian besar dari apa yang dilakukan Cina adalah pertunjukan,” tambah Ma.

 

Sumber: Al Jazeera

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru