21.3 C
Indonesia

Masyarakat Jenewa Gajinya Tinggi Tapi Tidak Ramah. Berikut Alasannya

Must read

JENEWA – Jenewa adalah salah satu kota tercantik dan paling damai di dunia, tetapi seperti yang diungkapkan oleh warganya sendiri, tinggal di sana sangat mahal harganya.

Media The Locals melakukan survei pada Oktober 2021 lalu tentang pendapat masyarakat yang tinggal di Jenewa. Mereka mencari tahu tentang bagaimana rasanya hidup di kota terindah di dunia tersebut.

Jenewa adalah kota terbesar kedua di Swiss. Kota ini berbeda dengan Zurich yang menjadi kota paling mahal di seluruh Swiss. Namun Jenewa menjadi kota yang paling mahal menerapkan harga sewa bagi penduduknya di Swiss.

Baca Juga:

Karena sangat mahal, para ibu-ibu di Jenewa bergegas melahirkan lebih awal hanya untuk mendapatkan tempat penitipan anak, sesuai dengan undang-undang pengasuhan anak yang ketat di kota itu.

Seperti Apa Rasanya Tinggal di Jenewa?

Dari seluruh responden yang diwawancara, hampir sebagian besar yang berpendapat positif tentang tinggal di Jenewa. Hanya 15,4% saja yang mengaku tidak yakin akan tinggal di Jenewa selamanya.

Dari hasil wawancara terhadap warga kota Jenewa, Swiss juga diketahui bila rata-rata mereka bahagia tinggal di Swiss. Bahkan hampir-hampir tidak ada komplain sama sekali.

Namun survei ini tidak serta merta jadi bahan barang bukti. Karena survei selanjutnya tetap dilakukan secara berbeda untuk mengetahui apakah kebahagiaan itu nyata atau tidak dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di Jenewa.

Karena dalam sebuah survey disebutkan bila jumlah masyarakat Jenewa yang bahagia hampir di bawah 8%.

Hal Terbaik Tentang Jenewa

Dari seluruh survei diketahui bila banyak hal positif yang bisa ditemukan di Jenewa. Misalnya kedamaian, kebersihan hingga keamanan.

Jenewa terkenal dengan ketenangannya, keteraturannya, keramahannya terhadap anak-anak, dan keamanannya.

Jenewa juga dekat dengan semua negara-negara besar di Eropa. Bandaranya berskala internasional terkenal bersih dan mudah dijangkau.

Selain itu, kualitas hidup masyarakat di Jenewa juga sangat tinggi yang disertai dengan keamanan lingkungan yang tinggi.

Jalan-jalan di Jenewa juga sangat mudah, dan wisata alam sangat diunggulkan. Jadi anda bisa berenang di danau-danau di Jenewa dengan bebas tanpa takut kena polusi.

Hal Yang Tidak Menyenangkan Tentang Jenewa

Hampir setengah responden ternyata memberitahu bila biaya hidup di Jenewa sangat mahal. Belum lagi dengan mahalnya biaya parkir dan kurangnya kehidupan malam.

Selain itu, cuaca ekstrim juga jadi masalah saat berada di Jenewa. Karena saat musim dingin cuaca akan menjadi sangat suram dan biaya sewa rumah menjadi sangat tinggi.

Jadi hal semacam ini akan menyulitkan pendatang baru yang belum mengenal Swiss secara dekat.

Bahasa juga akan menjadi kendala bila anda tidak fasih berbahasa Inggris.

Kerja kerja kerja kerja

Dengan ekonomi yang berkembang pesat dan beberapa bisnis dan LSM paling terkenal di dunia, Jenewa merupakan daya tarik utama bagi para pekerja.

Tapi apa keuntungan utama bekerja di Jenewa? Uang – dan banyak lagi – kata para pembaca.

Beberapa mengatakan bahwa gaji tinggi membawa mereka ke Jenewa dan menahan mereka di sana.

Waktu perjalanan yang singkat dan menjadi bagian dari lingkungan internasional juga disebut sebagai keuntungan utama.

Kelemahan bekerja di Jenewa terdengar seperti daftar keluhan teratas dari mana saja, menunjukkan Jenewa mungkin tidak seunik itu.

Suhaib mengatakan “transportasi umum (untuk bekerja)”.

Sementara Roman mengatakan tentang “pajak”, dan Memphis mengatakan bila di Jenewa harus “mulai bekerja lebih awal”.

Pendapat Tyu tentang kerugian terbesar bekerja di Jenewa adalah anda harus bekerja alias tidak menganggur.

Penduduknya Tidak Ramah

Orang Swiss memang sangat sopan tapi cenderung tidak ramah. Hal ini ditemukan dari survei yang dilakukan The Locals terhadap pembacanya sendiri.

Bahkan media ini menyebut bila penduduk Jenewa sangat tegas, dan tidak hangat. Bisa disebut semacam kesepian.

Namun Kaushik menjelaskan bahwa sikap warga Swiss yang dingin terhadap ekspatriat karena mereka tidak ingin berinvestasi dalam persahabatan dengan seseorang yang akan segera pergi.

“Sulit untuk menemukan penduduk setempat, butuh bertahun-tahun untuk berteman dengan siapa pun. Orang-orang sopan dan terbiasa dengan kenyataan bahwa sebagian besar populasi ekspatriat bersifat sementara, tidak masuk akal untuk tidak berinvestasi dalam hubungan dengan orang-orang yang kemungkinan akan pergi dalam beberapa tahun.”

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru