22.9 C
Indonesia

Dukung Mandalika, Pemerintah Bangun Desa-Desa Penyangga di Lombok

Must read

MANDALIKA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyiapkan bantuan infrastruktur untuk pengembangan wisata di desa-desa penyangga Destinasi Super Prioritas (DSP) Mandalika.

“Saya yakin Mandalika akan menjadi destinasi wisata utama di Indonesia, dan pasti ada efek positif bagi desa-desa penyangga di sekitarnya, maka dari itu bantuan ini hukum nya wajib” ujar Gus Halim-panggilan akrab Menteri Abdul Halim Iskandar-saat peresmian bantuan pengembangan obyek wisata di Desa Sembalun Bumbung Kabupaten Lombok Timur pada Jumat (27/10).

Sedikitnya ada dua jenis bantuan yang diberikan kepada desa-desa di sekitar Mandalika, selain pengembangan obyek wisata sebagai stimulan wisata-wisata desa yang sudah dirintis terlebih dahulu, ada juga bantuan infrastruktur non-akomodasi (amenitas) bagi pengembangan desa wisata di sekitarnya.

Baca Juga:

“Insya Allah bantuan ini akan berdampak positif secara ekonomi, sosial dan budaya” bagi desa-desa penyangga DSP Mandalika,” ucapnya.

Di tengah sambutannya, Gus Halim berpesan untuk selalu memberikan kesan positif dalam upaya meningkatkan kepercayaan wisatawan nusantara dan mancanegara untuk berkunjung. Salah satunya dengan menjaga kelestarian alam, kearifan lokal daerah serta menjaga keamanan dan kenyamanan.

“Mereka mau datang, karena aman dan nyaman, dan yang paling penting, jangan lepas dari budaya desa dan kearifan lokal desa, karena itu modal utama kita,” terangnya.

Selain pengelolaan desa wisata, Gus Halim juga menekankan akan pentingnya pengelolaan sampah dari hulu ke hilir agar tetap berjalan. Bahwa desa wisata harus mampu menjadi contoh mulai dari pengelolaan sampahnya, agar sampah dapat menjadi berkah bukan musibah. Hal ini sesuai dengan tujuan SDGs Desa ke 14 Desa Peduli Lingkungan Laut, dan tujuan SDGs Desa ke 15 Desa Peduli Lingkungan Darat.

“Kalau desa kita bersih, indah, aman, masyarakatnya guyub, sampah nya di olah dengan baik. Insya Allah orang di belahan dunia manapun akan berlomba-lomba datang,” jelas Gus Halim.

Seperti diketahui, Sembilan belas (19) desa penyangga DSP Mandalika tersebar di empat kabupaten. Diantaranya, 4 desa di Kabupaten Lombok Tengah, 8 desa di Kabupaten Lombok Timur, 4 desa di Kabupaten Lombok Utara dan 3 Desa di Kabupaten Lombok Barat.

Saat ini menurut Gus Halim, bantuan berupa program pengembangan objek wisata diberikan pada dua (2) desa di Kabupaten Lombok Tengah, lima (5) desa di Kabupaten Lombok Timur, dua (2) desa di Kabupaten Lombok Utara dan dua (2) desa di Kabupaten Lombok Barat. Sedang bantuan berupa program amenitas diberikan pada dua (2) desa di Kabupaten Lombok Tengah, tiga (3) desa di Kabupaten Lombok Timur, satu (1) desa di Kabupaten Lombok Utara dan dua (2) desa di Kabupaten Lombok Barat.

“Intinya, desa-desa harus siap, desa-desa harus tumbuh, inilah saatnya desa untuk bangkit,” tandasnya.

Sirkuit Mandalika diusulkan pertama kali oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) demi meningkatkan potensi wisata di kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Dilansir dari Motorsport, Direktur Utama ITDC , Abdulbar M. Mansoer, memutuskan untuk membangun sirkuit level internasional. Tapi, ia juga ingin trek tersebut jadi destinasi wisata ketika tidak ada event balap.

Setelah melakukan diskusi panjang, pria yang akrab disapa Bari itu melakukan pendekatan dengan VINCI untuk menjadi investor. Setelah itu, ITDC melakukan pendekatan dengan Dorna Sports, hingga akhirnya mendapatkan kontrak MotoGP dan World Superbike (WSBK).

Abdulbar juga langsung membentuk Mandalika Grand Prix Association (MGPA) untuk mengelola seluruh keperluan yang diperlukan untuk menggelar event balap.

Namun, ITDC lebih dulu fokus untuk membangun sirkuit. Pasalnya, mereka menginginkan sirkuit berkonsep jalan raya yang belum pernah digunakan oleh MotoGP sebelumnya.

Seperti diketahui, sirkuit jalan raya hanya digunakan pada ajang balap Formula 1 dengan area yang terbatas dan run off yang tak lebar. Jelas, ini sangat berbahaya untuk MotoGP, di mana mereka membutuhkan zona penyelamatan yang luas.

Oleh karena itu, diskusi panjang dilakukan oleh ITDC, Dorna Sports, FIM dan juga IMI sebagai induk balap motor Indonesia.

Setelah pembahasan mengenai konsep, keselamatan dan keamanan pembalap dengan sirkuit yang diinginkan ITDC, maka terciptalah kerangka awal Sirkuit Mandalika.

Bukan Rancangan Hermann Tilke

Menariknya, ITDC tidak menggaet Hermann Tilke, yang merupakan desainer trek kawakan, untuk mendesain Sirkuit Mandalika.

ITDC mempercayakan tugas tersebut kepada Popuolus yang merupakan perusahaan arsitektur asal Amerika Serikat yang juga berbasis di Inggris dan Australia, yang telah membangun beberapa venue olahraga besar seperti Stadion Wembley.

Keindahan hasil karya Populous menjadi faktor utama ITDC dalam menunjuk mereka, mengingat tujuan utama adalah mempromosikan wisata di Mandalika. Maka dari itu, mereka ingin sirkuit dibuat seindah mungkin agar menarik wisatawan dari seluruh dunia.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru