25.6 C
Indonesia

Jeritan Iman Al-Nouri, Ibu Asal Gaza Yang Anaknya Tewas Saat Antri Obat dan Makanan Dalam Serangan Israel

Must read

THE EDITOR – Iman al-Nouri (32) seorang ibu rumah tangga tengah berjalan bersama dengan tiga anaknya ke arah klinik kesehatan Altarnya di Deir al Balah, Gaza Tengah saat serangan mematikan pada Jumat (11/7/2026) membunuh satu orang anak dan satu orang keponakannya serta melukai dua lainnya yang tengah mengantri obat dan makanan.

Kepada BBC, Nouri menceritakan tentang peristiwa yang terjadi pada Kamis lalu saat putra bungsunya yang baru berusia 2 tahun, Siraj terbangun karena lapar.

Siraj meminta agar Ia bisa memakan suplemen nutrisi yang biasa tersedia bagi mereka yang mengungsi.

Baca Juga:

Sepupu Siraj yang berusia 14 tahun setuju dengan permintaan tersebut dan membawa serta dua kakak laki-lakinya yang bernama Omar (9) dan Amir (5) ke klinik kesehatan Altayara di Deir al-Balah, Gaza Tengah.

“Pusat media masih tutup jadi (saat tiba disana) mereka duduk di trotoar yang seketika terdengar suara benturan,” kata Iman al-Nouri kepada jurnalis BBC.

“Saya langsung menghampiri suami saya dan mengatakan bila anak-anaknya pergi ke pusat klinik kesehatan,” katanya lagi.

Anak kecil yang ada dalam foto bernama Amir (5). Ibunya, Iman al-Nouri (32) mengatakan bila Amir adalah salah satu anak yang tewas dalam serangan udara Israel pada Jumat, 11 Juli 2025 pagi, waktu setempat (FOTO: BBC/THE EDITOR)
Anak kecil yang ada dalam foto bernama Amir (5). Ibunya, Iman al-Nouri (32) mengatakan bila Amir adalah salah satu anak yang tewas dalam serangan udara Israel pada Jumat, 11 Juli 2025 pagi, waktu setempat (FOTO: BBC/THE EDITOR)

Iman al-Nouri, Ibu dari 5 anak ini langsung berlari ke lokasi kejadian setelah mendengar suara dentuman dan menemukan anak-anak dan keponakannya terbaring di kereta keledai (kereta yang biasa ditarik oleh keledai) sebagai alat untuk mengangkut mereka ke rumah sakit karena tidak ada ambulans.

Amir dan Sama adalah dua diantara anak-anak yang ditemukan meninggal saat itu. Sementara Omar dan Siraj terluka parah.

“Omar masih bernapas tapi mereka (petugas kesehatan) mencoba menyadarkannya,”.

“Omar membutuhkan darah dan butuh waktu satu jam untuk mendapatkannya. Hingga akhirnya sia-sia meski mereka memberikannya,”.

“Apa salah mereka?” tanya Iman al-Nouri.

“Mereka punya mimpi sebagai anak-anak lainnya di dunia. Bila anda memberi dia mainan kecil, maka mereka akan sangat bahagia. Mereka hanyalah anak-anak”.

ANAKNYA KEHILANGAN MATA

Kata Iman al-Nouri, anaknya, Siraj mengalami pendarahan dan harus kehilangan satu matanya. Situasi Siraj bahkan tak bisa Ia bayangkan saat ini.

“Siraj mengalami patah tulang tengkorak dan… menurut dokter, bukan hanya pendarahan, tetapi [perdarahan hebat] di otaknya,” katanya.

Iman al-Nouri tidak tahu berapa lama anaknya, Siraj dapat bertahan hidup dengan bantuan oksigen. Ia berharap Siraj dapat bertahan karena akan memberi harapan baginya sebagai Ibu.

(Kanan) Omar (9 tahun) tengah berpose dengan abangnya akhirnya meninggal di rumah sakit karena terluka parah (FOTO: David Gritten/BBC/THE EDITOR)

(Kanan) Omar (9 tahun) tengah berpose dengan abangnya akhirnya meninggal di rumah sakit karena terluka parah (FOTO: David Gritten/BBC/THE EDITOR)

Sayangnya, para dokter yang menanganinya mengaku tidak mampu sehingga kemarin pukul 07.00 waktu setempat kondisi kesehatan Siraj belum berubah sedikitpun, masih sama dengan napas naik turun yang terlihat ari pergerakan dadanya.

“Selamatkan dia,” pintanya.

Kapan serangan itu terjadi? Baca kisah selanjutnya!

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru