JERMAN – Setelah tahun lalu diadakan secara online, Festival Film Berlin atau yang lebih dikenal dengan nama Berlinale akan kembali dilaksanakan secara offline tahun ini. Pihak penyelenggara pada hari Rabu (12/1) mengonfirmasi sekaligus menyampaikan bahwa acara akan terlaksana dengan mengandalkan 50% pengunjung.
Selain kapasitas yang dikurangi setengah, penyelenggara juga akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Setiap pengunjung diwajibkan memakai masker, menunjukkan bukti negatif Covid-19, serta bukti telah melakukan vaksinasi atau belum lama sembuh dari Covid-19.
Pemberian jarak juga diatur sedemikian rupa demi mencegah adanya kemungkinan penularan virus yang sebelumnya tidak terdeteksi.
Berlinale akan dimulai pada 10 Februari nanti, dengan upacara penghargaan yang dilaksanakan pada tanggal 16 nya.
Hal ini berarti festival tahun ini akan berlangsung dalam waktu yang lebih pendek dibanding biasanya, yang dapat berlangsung hingga 10 hari.
Selama festival nanti juga tidak akan ada pesta ataupun acara publik yang digelar. Meskipun begitu, karpet merah versi sederhana akan tetap tersedia di bioskop-bioskop perdana.
Mengenai bioskop-bioskop tersebut, film-film yang diikutsertakan dalam festival akan diputar di bioskop di sekitar ibu kota selama empat hari setelah festival.
Hal ini tentunya menjadi ‘pengganti’ bagi mereka yang tidak berkesempatan mengikuti Berlinale secara langsung sebelumnya.
“Kami ingin festival ini mengirim sinyal ke seluruh industri perfilman, untuk bioskop-bioskop dan para penontonnya, dan budaya secara keseluruhan. Kami membutuhkan sinema, kami membutuhkan budaya,” ucap Claudia Roth selaku menteri budaya dan media Jerman.
Sementara itu, situasi pandemi akibat Covid-19 di Jerman hingga saat ini belum menunjukkan tanda membaik.
Pada Rabu, negara itu mencatat angka penularan kasus baru infeksi Covid-19 tertinggi semenjak pandemi pertama kali, yaitu sebanyak 80.430 kasus baru. Hingga kini, jumlah korban meninggal akibat virus ini di negara tersebut mencapai 114.000 orang.
Pekan lalu, Institut Robert Koch untuk penyakit menular melaporkan bahwa varian omicron menyumbang sebanyak 44% dari keseluruhan kasus infeksi virus Covid-19 di Jerman.
Sumber: Reuters