PRANCIS – Untuk kedua kalinya dalam tahun ini, Festival Film Cannes diwarnai oleh unjuk rasa menentang kekerasan pada perempuan.
Yang terbaru terjadi pada Minggu (22/5) kemarin, ketika sekelompok perempuan berpakaian hitam membuka poster berisikan 129 nama perempuan yang dibunuh di Prancis sejak penyelenggaraan sebelumnya pada 2021.
Mereka yang tergabung dalam kelompok feminis “Les colleuses” itu juga membawa smoke bomb dan menyalakannya ketika berhenti di salah satu anak tangga berselimut karpet merah di depan Palais des Festivals–tempat diselenggarakannya festival tersebut.
Aksi unjuk rasa ini terlaksana bersamaan dengan pemutaran perdana film “Holy Spider”, sebuah film bergenre crime-thriller yang disutradarai oleh Ali Abbasi.
“Holy Spider” bercerita tentang seorang jurnalis perempuan yang menginvestigasi kasus pembunuhan berantai terhadap pekerja seks di Iran.
Film ini diadaptasi dari kisah nyata seorang pembunuh berantai bernama Saeed Hanaei. Ia diketahui mengaku telah membunuh 16 perempuan di antara tahun 2000 dan 2001.
Aksi kejamnya tersebut kemudian dikenal luas sebagai ‘spider killings’ dan membuatnya dijatuhi hukuman mati pada 8 April 2002.
Adapun unjuk rasa pertama yang menginvasi karpet merah festival film bergengsi ini terjadi pada 2 hari sebelumnya.
Pada Jumat, 20 Mei 2022, seorang wanita merangsek masuk ke karpet merah, mencuri perhatian dunia dengan penampilannya yang tanpa atasan dan bagian atas tubuhnya yang diwarnai dengan biru-kuning–warna bendera Ukraina dan bertuliskan “Stop memperkosa kami”.
Sementara itu, di bagian bawah tubuhnya, ia hanya mengenakan dalaman putih dengan pewarna merah di sekitarnya–menampilkan kesan darah yang timbul dari kekerasan terhadapnya.
Terlaksana pada saat premier film “Three thousand years of longing”, aksinya adalah bentuk protes terhadap sejumlah laporan pemerkosaan yang dilakukan oleh tentara Rusia terhadap wanita Ukraina.
Sumber: euronews