21.4 C
Indonesia

1.000 Jenazah Masih Terjebak di Reruntuhan Bangunan di Gaza, Hamas Peringatkan Krisis

Must read

JAKARTA – Kementerian Dalam Negeri Hamas memperingatkan krisis kemanusiaan dan lingkungan dalam konflik antara pihaknya dan Israel yang telah memanas belakangan ini.

Krisis tersebut berkenaan dengan lebih dari 1.000 jenazah warga Palestina yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza.

Eyad al-Bozom, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Hamas, pada Senin (16/10) menyatakan keprihatinannya atas mayat-mayat yang membusuk.

Baca Juga:

Hal itu datang sehari setelah tim pertahanan sipil Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lebih dari 1.000 orang hilang di bawah reruntuhan setelah yang lainnya ditarik keluar hidup-hidup 24 jam setelah bangunan dihantam.

Melansir Al Jazeera, ratusan pejuang Hamas melintasi perbatasan ke Israel pada tanggal Sabtu (7/10), menewaskan sedikitnya 1.400 orang dan menawan puluhan lainnya.

Israel telah melancarkan serangan udara di Jalur Gaza sejak saat itu.

Jumlah korban tewas di Gaza mencapai 2.750 orang pada Senin sementara jumlah korban luka-luka mencapai 9.700 orang, menurut kementerian kesehatan di wilayah tersebut.

Youmna ElSayed dari Al Jazeera, melaporkan dari Khan Younis, sebuah kota di Gaza selatan, mengatakan pemboman Israel terus berlanjut di kota itu dan wilayah selatan lainnya “meskipun Israel menyuruh orang-orang untuk menuju ke selatan”.

Pada Jumat (13/10) pagi, militer Israel memerintahkan lebih dari satu juta orang untuk mengungsi dari bagian utara Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza yang padat penduduknya.

Arahan ini berlaku untuk hampir setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza.

“Beberapa waktu lalu, lima ambulans tiba di sebuah rumah sakit di Khan Younis membawa korban luka. Beberapa orang, termasuk wanita dan anak-anak, mengalami luka parah. Warga sipil terus menanggung beban agresi Israel,” katanya.

“Rumah sakit, yang telah menggunakan generator setelah Israel memutus aliran listrik ke Gaza, memberi tahu kami bahwa mereka kehabisan bahan bakar dan tidak akan dapat beroperasi dalam waktu kurang dari 24 jam.”

Senin lalu, Israel memutus akses Gaza terhadap makanan, bahan bakar, obat-obatan dan pasokan lainnya, dan mengumumkan “pengepungan total”.

“Kami melakukan pengepungan total terhadap Gaza… Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada gas–semuanya ditutup,” Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan dalam sebuah pernyataan video pekan lalu.

Ia membenarkan tindakan tersebut dengan menggambarkan orang-orang Palestina sebagai “orang-orang yang kejam”.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru