20.2 C
Indonesia

Situs Perburuan Zaman Batu Ditemukan di Gurun Yordania, Arkeolog: Ini Yang Terbesar, Terpelihara, dan Tertua

Must read

YORDANIA Dunia arkeologi sekali lagi menunjukan kehebatannya. Kali ini, tim arkeolog yang terdiri dari para ahli asal Prancis dan Yordania berhasil menemukan sebuah situs yang diperkirakan menjadi petunjuk akan aktivitas berburu di masa lalu.

Situs yang terletak di gurun terpencil di Yordania itu diperkirakan berasal dari zaman batu atau sekitar 7.000 SM.

Dengan struktur yang menunjukkan kegiatan mengumpulkan dan berburu rusa jauh yang dilakukan oleh manusia, situs ini mengungkap bahwa kegiatan itu telah dilakukan jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.

Baca Juga:

Tim juga menemukan lebih dari 250 artefak di situs tersebut, termasuk patung-patung hewan yang sangat indah.

Mereka meyakini patung-patung tersebut digunakan dalam ritual memanggil kekuatan gaib yang bertujuan meminta keberhasilan dalam perburuan.

Terdapat juga dua patung batu dengan ukiran wajah manusia yang kemudian diklaim sebagai karya seni tertua yang pernah ditemukan di Timur Tengah.

“Ini adalah situs unik di mana sejumlah besar kijang diburu dalam ritual yang kompleks. Ini tidak memiliki saingan di dunia sejak zaman batu,” kata Wael Abu Azizeh, co-direktur tim arkeologi Prancis.

Para ahli menemukan dinding berukuran beberapa kilometer yang terbentuk dari batu-batu panjang. Dinding ini digunakan untuk menjebak kijang ke area terbatas agar dapat diburu dengan lebih mudah.

Meskipun struktur situs ini juga dapat ditemukan di tempat lain di lanskap kering di Timur Tengah dan kawasan barat daya Asia, para ahli meyakini situs ini adalah yang tertua, terpelihara, dan terbesar.

Sebagai informasi, struktur ini dikenal sebagai “layang-layang gurun”.

“Mereka membuktikan munculnya strategi perburuan massal yang sangat canggih, tak terduga dalam kerangka waktu awal seperti itu,” kata sebuah pernyataan dalam Proyek Arkeologi Badia Tenggara yang bekerja di situs tersebut sejak 2013.

Permukiman yang berbentuk gubuk melingkar dan sisa-sisa kijang dalam jumlah besar menunjukkan bahwa penduduk tidak hanya berburu untuk kebutuhan mereka sendiri tetapi juga bertukar dengan pemukiman tetangga.

Kepada Reuters, Menteri Pariwisata Nayef al Fayez mengatakan bahwa penemuan itu merupakan tambahan spektakuler untuk permata arkeologi Yordania, yang meliputi kota Petra yang dipahat dari batu gurun, kota Romawi Jerash, dan kastil-kastil dari Abad Pertengahan.

 

Sumber: Reuters

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru