19.8 C
Indonesia

Menengok Keramaian Imlek di Kota Seribu Klenteng, Kota Singkawang

Must read

SINGKAWANG – Menjelang perayaan Imlek seperti sekarang ini, biasanya, Kota Singkawang sudah dipadati wisatawan dari berbagai penjuru. Mereka mendatangi kota ini guna menyaksikan setiap acara yang diadakan untuk memeriahkan kota selama hari raya.

Bukan tanpa alasan, populasi etnis Tionghoa di daerah ini diklaim sebagai salah satu yang terbesar di Indonesia.

Bahkan, sekitar 42% warga Singkawang adalah etnis tersebut.

Baca Juga:

Oleh karena populasinya yang besar, kota ini memiliki sejumlah julukan yang berhubungan dengan fakta tersebut.

Dua di antaranya adalah Kita Amoy dan Kota Seribu Kelenteng.

Maka tidak heran pula ketika seluruh kota menjadi sangat hidup ketika hari raya Imlek.

Lampion, warna merah, dan berbagai ornamen Imlek lainnya akan sangat mudah ditemukan di setiap tempat di kota ini.

Nama Singkawang sendiri berasal dari bahasa Hakka, “San Kew Jong“, yang berarti kota di kaki gunung dekat muara laut atau kota di antara gunung dan laut.

Berjarak sekitar 140 km sebelah utara dari Pontianak, Kota Singkawang dikelilingi oleh pegunungan Pasi, Poteng, dan Sakok.

Berbagai perayaan Imlek seperti pawai lampion, pemberkatan tatung, hingga pertunjukan barongsai akan ramai dipadati masyarakat dari berbagai kalangan etnis hingga agama.

Tatung sendiri adalah orang yang dirasuki leluhur atau dewa. Mereka akan kebal dari rasa sakit dan tidak akan terluka meski disakiti oleh benda tajam sekalipun.

Tatung akan dibawa mengelilingi kota pada pagi hari sebelum perayaan Cap Go Meh.

Ritual ini dipercaya akan membersihkan kota dari roh jahat sehingga penduduknya mendapat keberkatan sepanjang tahun.

Meskipun terdengar cukup ekstrem, pertunjukan ini menjadi salah satu daya tarik perayaan Imlek di Singkawang.

Sayangnya, Pawai Tatung tidak akan diadakan pada Imlek tahun ini mengingat pandemi yang masih ada.

Baik panitia penyelenggara Imlek dan petugas yang berwenang khawatir pawai akan menarik banyak kerumunan sehingga prokes akan sulit diterapkan.

Wakil Ketua Satgas Covid-19 Provinsi Kalimantan Barat, Harisson, menyampaikan bahwa Imlek dan Cap Go Meh (hari terakhir Imlek) boleh tetap dilaksanakan.

Khusus untuk Pawai Tatung, katanya, tidak boleh.

“Kalau perayaan yang bersifat budaya seperti pawai tatung dan sebagainya, itu tidak diperbolehkan. Karena dianggap tidak bisa menjaga prokes, dan pasti akan ada keramaian. Sehingga Satgas Covid-19 melarang,” paparnya.

Penduduk Kota Singkawang sendiri terkenal dengan toleransinya yang tinggi.

Pada 2018 lalu, Setara Institute memberikan predikat pertama ke kota ini sebagai Kota Paling Toleran di Indonesia.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru