19.2 C
Indonesia

Lockdown Terparah, Pemerintah Cina Pagari Rumah di Shanghai

Must read

CINA – Tidak ada warga yang keluar rumah, tidak ada aktivitas apapun di jalan-jalan kota, tidak ada kesibukan lain selain pengujian covid-19 rutin setiap harinya. Kota Shanghai, Cina, seperti kota mati sejak akhir Maret lalu.

Dan kini, pemandangan itu diperparah dengan pagar-pagar tinggi yang dipasang pemerintah di depan setiap rumah warga.

Tanpa adanya kejelasan mengenai akhir lockdown yang dinilai paling ketat ini, amarah tentu memuncak di seluruh penjuru kota. Reuters menulis bahwa 26 juta penduduk Shanghai telah frustasi atas hal ini.

Baca Juga:

“Mereka mungkin juga membakar kita semua di dalam rumah kita,” tulis seseorang di platform media sosial mirip Twitter, Weibo, merujuk pada pagar-pagar yang dapat berbahaya jika ada kebakaran.

Menurut BBC, pihak berwenang memasang sebagian besar pagar di “daerah tertutup” kota, yang memiliki setidaknya satu orang yang dinyatakan positif covid-19.

Dalam sebuah wawancara, seorang warga negara asing yang tinggal di Shanghai mengatakan kepada BBC bahwa pagar-pagar tersebut dipasang di kompleks perumahannya Kamis (21/4) lalu.

“Tidak ada yang bisa keluar,” katanya, menambahkan bahwa tidak ada alasan yang diberikan untuk pemasangan pagar yang tiba-tiba.

“Saya merasa tidak berdaya. Anda tidak tahu kapan lockdown akan berakhir,” imbuhnya.

Sementara itu, sebuah unggahan Weibo yang populer pada hari Sabtu (23/4) menunjukkan gambar pagar di berbagai bagian kota.

Unggahan tersebut telah diunggah ulang lebih dari 6.500 kali dan mendapat 18.000 likes.

“Lihat seperti apa orang-orang di area tertutup itu? Sakit hati!” tulis pengguna tersebut.

Awal bulan ini, koresponden CNN yang berbasis di Shanghai, David Culver, mengatakan bahwa pihak berwenang mengetuk pintunya untuk memeriksa apakah dia akan meninggalkan rumah.

Lockdown super ketat di Shanghai berlangsung di tengah lonjakan kasus covid-19.

Kemarahan publik terus meningkat atas penanganan pihak berwenang atas situasi tersebut, dengan orang-orang di seluruh kota mengklaim bahwa mereka telah kehabisan makanan, dan tentunya, kesabaran.

Terlepas dari kontroversi yang terus menyebar, pejabat kesehatan Cina tetap berpegang pada apa yang mereka sebut kebijakan “dinamis” “zero-Covid”.

Kebijakan ini berarti lockdown cepat, pengujian massal, dan pembatasan perjalanan setiap kali cluster muncul.

Menurut Komisi Kesehatan Kota Shanghai, pada hari Minggu (24/4), kota itu mencatat 16.983 kasus covid-19 bergejala dan 2.472 kasus tanpa gejala.

 

Sumber: Insider

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru