PANGKAJENE DAN KEPULAUAN – Bupati Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Muhammad Yusran Lalogau mengatakan masih banyak penduduk di wilayahnya yang belum dapat menikmati listrik selama 24 jam.
Dalam wawancara dengan Redaksi The Editor di pertengahan tahun 2022 lalu, Yusran mengaku ingin agar setiap warganya dapat menikmati listrk selama 24 jam penuh, namun untuk menghadirkan energi listrik lewat PLN (perusahaan listrik negara) diakuinya sangat mahal.
“Untuk menghadirkan PLN di kepulauan bisa tapi saya yakin akan membengkak sekali khususnya di daerah Kabupaten Pangkep sendiri karena biaya operasional dari daratan ke pulau, belum lagi dari pulau ke pulau bagaimana,” ungkapnya.
Yusran mengatakan bila saat ini ia belum memutuskan berapa anggaran untuk mendatangkan PT. PLN Persero untuk hadir di Kabupaten Pangkep.
Dan sebagai solusi, ia mengaku telah melakukan riset melalui internet untuk harga lampu tenaga surya agar bisa dipakai oleh masyarakat secara pribadi.
Setelah berselancar di dunia maya dalam beberapa waktu, Yusran menemukan fakta bila pengadaan baterai lampu tenaga surya untuk 1 pulau menurut estimasinya akan mencapai Rp 30 juta.
Yusran tidak yakin akan ada investor yang mau mengadakan lampu tenaga surya di pulau-pulau terkecil dengan biaya penggantian baterai setinggi itu.
“Negara harus hadir, tapi itulah masalah yang didapatkan di masyarakat,” ungkapnya.
“Dari 117 pulau, 80 diantaranya berpenghuni. Jadi bagaimana caranya agar PLN hadir disana. Saya hanya bicara teknologi apa yang bisa diterapkan disana. Kalau yang sekarang kan hanya sebatas tenaga surya saja,” tambah Yusran.
Yusran mengatakan bila tidak ada masyarakatnya yang hidup dalam kemiskinan.
Sayangnya tidak semua penduduk yang memiliki ekonomi di atas rata-rata yang tinggal di wilayah kepulauan mampu menikmati fasilitas listrik sebagaimana biasanya.
Perlu anda ketahui, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) berada di Provinsi Sulawesi Selatan.
Jaraknya juga hanya sejauh 53,1 KM saja atau sekitar 1 jam perjalanan dengan kendaraan roda empat.
Meski diklaim makmur, namun listrik tidak pernah menyentuh masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terkecil di Kabupaten Pangkep.
Padahal jarak tempuh dari kota kabupaten ke tiap-tiap pulau dengan kapal hanya berkisar 10 menit – 30 menit saja. Sangat ironis.
“Mereka belum bisa menikmati listrik 24 jam. Palingan menikmati listrik setelah magrib sampai subuh. Setelah itu tidak ada. Saya pun lagi berpikir melalui anggaran APBD (anggaran pendapatan belanja daerah) kami (mencari) yang mana yang cocok teknologi yang dapat diterapkan ke masyarakat,” ungkap Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau saat berbincang dengan The Editor beberapa waktu lalu di rumah dinasnya.

Sebagai informasi, Kabupaten Pangkep terdiri dari 13 kecamatan dimana 4 diantaranya terletak di wilayah kepulauan yaitu Kecamatan Liukang Tupabiring, Kecamatan Liukang Tupabiring Utara, Kecamatan Liukang Tangaya dan Kecamatan Liukang Kalmas.
BPS (badan pusat statistik) sendiri merilis data bila terdapat sekitar 65.260 populasi penduduk di 4 kecamatan tersebut. Data tersebut dirilis beberapa waktu lalu.
Bupati Pangkep mengatakan bila selama ini masyarakat di 4 kecamatan ini hidup di 117 pulau yang berada di wilayahnya.
Dan, mereka rata-rata sering merugi saat berbisnis karena tidak ada satupun wilayah tersebut yang dapat menikmati akses listrik selama 24 jam penuh sebagaimana di daerah lain di Indonesia.
“Kalau visi misinya kan Indonesia nyala 100 persen. Tapi kalau disisi usaha rugi. Saya bicara 1 pulau, sementara saya punya 115-117 pulau,” ungkapnya.
Sehari-hari, lanjut Yusran, sebagian diantara penduduknya masih menggunakan tenaga genset dan mesin tenaga surya untuk menghasilkan listrik.
Tentunya masyarakat harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit dimana solar, oli dan service untuk menjaga agar genset dan mesin tenaga surya tetap beroperasi cukup tinggi.
Pulau-Pulau Terkecil di Pangkep Dapat Diakses Dengan Kapal
Banyak yang mengatakan bila wisata bahari di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) sulit dilakukan karena minimnya moda transportasi laut.
Apakah demikian? Beberapa waktu lalu tim jalan-jalan Redaksi The Editor mengajak Anda langsung ke dermaga Maccini Baji Labakkang yang letaknya sekitar 15 menit dari pusat kota Pangkep.
Saat tiba di dermaga terlihat beberapa kapal nelayan tengah bersandar. Turis yang baru pertama kali datang ke kabupaten Pangkep akan mengira kapal tersebut dipakai oleh nelayan untuk menangkap ikan.
Ternyata tidak karena kapal-kapal tersebut adalah moda transportasi khas untuk menyeberangi lautan menuju pulau-pulau kecil nan eksotis di kabupaten ini.
Dari dermaga ini, turis bisa melihat pulau-pulau yang umum dijadikan sebagai sarana wisata.
Pulau-pulau ini rata-rata dihuni oleh penduduk lokal, kecuali Pulau Cambang-Cambang yang sengaja dibangun jadi resort oleh pemerintah Kabupaten Pangkep.
Biaya transportasi naik kapal ini berkisar antara Rp15.000 hingga Rp20.000, tergantung jarak pulau yang akan dituju.
Kapal ini juga bisa menjangkau pulau yang jaraknya 1 jam perjalanan dari dermaga Maccini Baji Labakkang.
Jadi turis-turis yang ingin berwisata ke pulau-pulau nan eksotis di sekitar Kabupaten Pangkep dapat leluasa memilih waktu bila ingin menyeberang. Kecuali bila gelombang sedang tinggi, maka kapal-kapal ini tidak akan beroperasi.