SWISS – Badan pengungsi PBB pada Kamis (24/2) mengatakan bahwa situasi di Ukraina dengan cepat memburuk setelah invasi Rusia dan mengimbau negara-negara tetangga untuk tetap membuka perbatasan mereka untuk orang-orang yang mencari tempat berlindung yang aman.
“Kami telah melihat laporan korban dan orang-orang mulai meninggalkan rumah mereka untuk mencari keselamatan,” ucap Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, dalam sebuah pernyataan.
UNHCR mengatakan telah meningkatkan operasinya dan bekerja sama dengan pihak berwenang Ukraina untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang lebih besar.
Badan tersebut juga bekerja sama dengan pemerintah di negara-negara tetangga, “menyeru mereka untuk menjaga perbatasan terbuka bagi mereka yang mencari keselamatan dan perlindungan”.
Rusia meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina setelah upaya diplomasi yang alot selama berminggu-minggu.
Invasi dimulai pada Kamis pagi dan mengejutkan Ukraina dari segala sisi–darat, laut, dan udara–serta wilayah yang tidak secara langsung menghubungkan keduanya: Belarus dan Semenanjung Krimea.
Kedua kota Ukraina yang dihuni oleh para pemberontak yang didukung Rusia juga menjadi salah satu titik datangnya serangan tersebut.
Sejumlah ledakan dilaporkan telah terdengar sejak pagi di ibu kota Ukraina, Kyiv. Aliran listrik juga telah terputus.
Selain berusaha meninggalkan daerah tempat tinggal mereka, warga Ukraina juga dilaporkan telah menyerbu toserba dan SPBU agar dapat tetap bertahan hidup di situasi menegangkan ini.
Menyusul pergerakan Rusia dengan pasukan tentaranya yang memasuki kota-kota Ukraina, sejumlah negara lantas menjatuhkan sanksi dan berharap serangan dapat segera berhenti.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut keputusannya sebagai “operasi militer khusus” yang bertujuan untuk melindungi orang-orang, termasuk warga Rusia yang telah menjadi sasaran “genosida” di Ukraina.
Sumber: Reuters