JAKARTA – Kondisi perbenihan perkebunan kopi saat ini belum tersedia tepat waktu, mutu, jumlah, dan tempat.
Hal ini diakui oleh Didin Nurdin, Ketua Kelompok Tani Cempaka Wangi yang beranggotakan 22 orang yang berada di Desa Cidadap, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
“Benih diproduksi di luar kawasan pengembangan,” ungkapnya dalam keterangan yang diterima redaksi The Editor pada Senin (8/10).
Jadi, untuk mendapatkan bibit yang bermutu tinggi, Didin dan rekan-rekannya sesama petani mendirikan nursery center di kawasan perkebunan untuk mendekatkan jarak pusat pembibitan dengan lokasi pengembangan.
Mereka mencoba berbagai macam strategi untuk mendapatkan benih unggul bermutu seperti kopi, kelapa dan jambu mete.
Didin membangun pusat pembenihan diatas tanah seluas 5 hektar. Lahan ini dibangun dari anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian.
Diatas tanah tersebut, kelompok tani ini mendirikan pos jaga rumah genset, area persemaian, area pembesaran, gudang, reservoir, dan gapura. Sarana lain yang tersedia adalah kendaraan roda tiga, sprayer, genset, dan sprinkle irrigation.
“Pusat pembibitan kopi saat ini dipelihara oleh kelompok tani berupa menyiram dan membersihkan rumput. Bantuan pupuk NPK dan herbisida dari pemerintah ada dan sudah digunakan. Benih yang ada di lokasi saat ini sedang tahap pembesaran sebanyak 20.000 batang,” ungkapnya.
Uniknya, anggota Kelompok Tani Cempaka Wangi sendiri saat ini tidak ada satu pun yang menanam kopi. Mereka seluruhnya adalah petani yang menanam komoditi jagung, sayuran, dan jahe,
Meski demikian, mereka tetap berusaha mendapatkan bibit kopi unggulan karena petani di daerah Cidadap tersebut ternyata ingin mengulang nostalgia saat mereka menanam kopi kiara.
“Kelompok Tani Cempaka Wangi sangat bersyukur dengan adanya bantuan pemerintah yang telah membantu membangun pusat pembibitan kopi beserta kelengkapannya,” katanya.
“Program pemerintah ini kalau berjalan dengan baik seperti direncanakan pasti akan mensejahterakan petani. Petani yang selama ini tidak tahu kopi jadi tahu. Selain itu yang selama ini tidak bekerja jadi punya pekerjaan budidaya kopi. Kami yang terbiasa menanam sayur bisa mendapatkan penghasilan dari kopi,” ungkapnya.