THE EDITOR – Sembari menahan tangis, Ivan, Bendahara Pengeluaran Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Aceh Tamiang mengatakan bila saat ini 30 jenazah yang tewas akibat banjir bandang dalam sepekan ini sudah tidak memungkinkan untuk dievakuasi.
Dalam video pendek yang tersebar di media sosial, Ivan mengatakan bila akses komunikasi telah putus selama 4 hari di seluruh kawasan Aceh Tamiang. Akibatnya, asupan BBM (bahan bakar minyak), dan kebutuhan pokok untuk masyarakat habis.
““Kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kami mohon, kami sudah 4-5 hari putus akses komunikasi, BBM, semuanya. Anak bayi kami, lansia kami, jenazah kami sudah tidak bisa diangkut,” kata Ivan yang suaranya terdengar tertahan karena tangis.
Meski berusaha terlihat tegar, namun, dari video tersebut terlihat mata Ivan merah dan berair. Topi BNPB tetap melekat di kepala Ivan menunjukkan bila saat rekaman itu dilakukan, Ivan tengah bekerja.
Video tersebut dibuat tanggal 30 November 2025 dengan tujuan untuk mengabarkan informasi terkini di Aceh Tamiang.
Dikatakan bila satu-satunya akses yang bisa dicapai oleh relawan dan donatur yang ingin memberi bantuan ke Aceh Tamiang adalah melalui jalur air karsa jalur darat sudah terputus total karena jalan raya dipenuhi oleh kendaraan yang tidak bisa digunakan.
Ivan juga mengatakan bila saat video itu dikeluarkan, Ia tengah berada di TPI Pangkalan Susu Sumatera Utara.
BAGAIMANA SITUASI TERKINI DI LOKASI?
Bupati Aceh Tamiang Armia Pahmi menyampaikan perkembangan terbaru penanganan banjir di wilayahnya. Dia memastikan bantuan dari berbagai jalur mulai masuk, meski sejumlah daerah masih terisolasi dan akses kesehatan belum sepenuhnya pulih.

Armia mengatakan bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten sudah mulai berdatangan sejak Senin (1/12/2025) malam.
“Perkembangan aja Tamiang sekarang untuk bantuan sudah berdatangan sekarang. Bantuan baik melalui pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan juga dari kami sendiri.
Kami sudah kemarin itu membelanjakan uang kami untuk kepulauan masyarakat,” ujarnya seperti dikutip dari Bisnis, Rabu (3/12/2025).
Dia mengatakan distribusi bantuan dilakukan melalui beberapa pintu masuk mulai dari pelabuhan Kualangsa, pangkalan susu dan melalui udara.
Menurutnya, ada delapan kampung di Kecamatan Sekerah yang menjadi prioritas pengiriman bantuan. Penyebabnya, salah satu kampung mengalami kerusakan parah.
“Karena itu ada 1 kampung kan hilang itu, sepumur. Jadi kita dropping itu untuk seribu masyarakat di sana,” tuturnya.
Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa bantuan diangkut menggunakan sampan dan perahu motor. Perjalanan yang biasanya ditempuh kurang dari satu jam kini memakan waktu tiga jam karena harus melawan arus sungai. Armia menegaskan kampung di Aceh Tamiang yang sempat dinyatakan hilang tersebut memang terendam banjir besar.
“Kena banjir kemarin itu, tapi sekarang sudah turun. Kan pada umumnya kan masyarakat di pinggiran sungai itu kan berumahnya kan tempat berjauh. Jadi kalau sudah kena banjir besar itu pasti akan lanjut lagi,” katanya.
Untuk akses darat di wilayah lain, kondisi berangsur membaik. Per Rabu (3/12/2025) sekitar pukul 08.00 hingga 09.00 WIB mobilisasi untuk truk besar sudah bisa melewati jalan di daerah Semadam.
Kendati demikian, beberapa wilayah masih terisolasi, terutama di Kecamatan Bandar Pusaka, Babu, dan Tenggulun.
“Itu yang belum bisa kita apa. Rencana saya, besok saya sudah minta sama bus Polri, untuk menyampaikan helikopter Polri di Payambedi. Saya langsung kendalikan di sini, ujarnya.
Menurut Bupati, pusat distribusi bantuan akan dipusatkan di Payambedi karena dekat dengan helipad untuk memudahkan penyerahan bantuan
Terkait kondisi kesehatan masyarakat, Armia menyebut belum ada laporan signifikan, tetapi posko kesehatan telah disiapkan di tiap kecamatan.
Situasi Aceh Tamiang masih dinamis, dengan upaya percepatan distribusi bantuan dan pembukaan akses terus dilakukan pemerintah daerah bersama aparat gabungan.
“Kalau rumah sakit sekarang tidak bisa menerima, karena kondisinya sudah, perannya juga sudah teripas juga karena banjir,” tandas Armia.
Update Data Korban Jiwa dan Hilang Akibat Banjir Sumatera
Berdasarkan data Rekapitulasi Terdampak Bencana yang ditampilkan Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 BNPB pada Rabu (3/12/2025) pagi, tercatat jumlah korban meninggal mencapai 753 orang dan 650 orang dinyatakan hilang, serta 2.600 orang mengalami luka-luka.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyampaikan korban meninggal akibat bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
“Rinciannya, Sumatera Utara korban meninggal dunia 294 jiwa dan hilang 155 jiwa. Kemudian, Provinsi Aceh per hari ini meninggal dunia 218 jiwa, hilang 227 jiwa,” kata
Abdul Muhari dalam konferensi pers update penanganan bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Untuk Sumatera Barat, korban jiwa ada 196 jiwa dan dinyatakan masih hilang ada 117 jiwa.
Abdul Muhari menyampaikan kabupaten yang paling terdampak di Sumatera Utara adalah Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Tapanuli Utara.
Distribusi logistik untuk Sumut dilakukan lewat tiga moda transportasi. “Untuk Sumatera Utara, proses distribusi logistik tetap kita upayakan dari tiga moda transportasi. Ada jalur darat, jalur udara dan jalur laut,” kata Abdul Muhari.
Untuk jalur darat, sebanyak enam truk dengan masing-masing membawa 15 ton logistik menuju Sumut. Sementara untuk jalur logistik dari laut, pengiriman logistik dari Jakarta membawa 100 ton beras akan sampai di Sibolga.
“Bantuan akan loading di Sibolga untuk didistribusikan ke kabupaten/kota terdampak, baik itu via jalur darat maupun jalur udara,” kata Abdul Muhari.
