JAKARTA – Pemulihan ekonomi kawasan ASEAN jadi topik utama Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pandangannya dalam forum sesi pleno KTT ke-36 ASEAN lewat telekonferensi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (27/6).
Ia menyampaikan bahwa dua hari yang lalu, Lembaga Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, dari -3{449fde34b18ca6505a303acf59cd2914251092e879039fa6b1605563bfad8ebc} menjadi -4,9{449fde34b18ca6505a303acf59cd2914251092e879039fa6b1605563bfad8ebc} di tahun 2020. Jokowi akui ini merupakan kontraksi ekonomi terburuk sejak great depression tahun 1930-an. Kondisi ini menyebabkan ekonomi dunia terpuruk dalam.
Untuk itu, Presiden Jokowi berpandangan bahwa seluruh negara ASEAN harus bekerja keras agar ekonomi ASEAN dapat tumbuh kembali lebih cepat. Menurutnya, konektivitas adalah kunci sehingga penting untuk mendorong ASEAN travel corridor.
Jokowi paham beberapa negara termasuk Indonesia telah memulai pembicaraan bilateral baik dengan sesama negara ASEAN maupun dengan negara di luar ASEAN mengenai travel corridor. Namun Ia berharap ASEAN menjadi sebagai satu komunitas yang memikirkan pengaturan ASEAN travel corridor.
“Pengaturan travel corridor tentunya harus dilakukan secara hati-hati, terukur dan bertahap dimulai dengan essential business travel dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat,” jelas Jokowi seperti yang dilansir oleh Kementerian Sekretariat Negara.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa ASEAN travel corridor, selain penting untuk percepatan pemulihan ekonomi, juga penting untuk menunjukkan arti strategis komunitas ASEAN di kawasan dan di mata dunia. “Kita tugaskan para Menteri untuk mulai membahas ASEAN travel corridor ini,” katanya.
Selain konektivitas fisik, Presiden Jokowi juga mendorong konektivitas digital khususnya fasilitasi e-commerce, e-health, dan e-learning. Akses dan kapasitas UMKM untuk masuk platform digital juga harus diperluas.
Masih dalam konteks upaya memperkuat kerja sama ekonomi kawasan, Presiden Jokowi juga menilai bahwa penandatanganan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) tahun ini memiliki makna strategis. “RCEP akan menjadi kekuatan baru harapan baru bagi pemulihan dan resiliensi ekonomi di kawasan pasca Covid-19,” kata Jokowi..