JAKARTA – Optimalisasi pekarangan dengan tanaman hidroponik mulai jadi gaya hidup baru masyarakat urban saat ini. Selain mengurangi stres dari rutinitas kerja, aktifitas berkebun juga mampu mengurangi beban ekonomi dapur.
“Bisa disesuikan juga dengan ruang yang tersedia dan selera kita,” ujar Eddy Suntoro (59) saat menunjukkan kepada The Editor pekarangan organik miliknya di Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (11/6).
Kata Eddy Ia memiliki berbagai macam tanaman di pekarangannya, mulai dari sayuran hingga rempah-rempah. Semua ditanam di media yang berbeda seperti dalam pot, plastik bekas, styrofoam hingga hidroponik. “Ibaratnya tidak ada lahan, tempel di dinding pun jadi,” kelakarnya.
Biaya yang dikeluarkan juga relatif mudah, misalnya benih kangkung hanya berkisar Rp16.000 dan bisa ditanam dalam jumlah banyak dan berkali-kali. Menurutnya asal tahu tekniknya maka sayuran kangkung bisa dipanen hingga tiga kali. Sementara sawi sudah pernah Ia panen langsung sebanyak lima kali langsung dari pekarangan organik miliknya.
Untuk teknik penanaman hidroponik, Eddy menggunakan media dinding pembatas rumah. Ia mengeluarkan biaya pemasangan termasuk upah tukang untuk 120 lubang tanaman. “Sawi organik yang ditanam secara hidroponik sudah panen hingga lima kali,” jelasnya.