
AMERIKA SERIKAT – “Mohammed Al Farres,” ujar Frank yang kemudian diikuti oleh hadirnya seorang wanita berjilbab dan anak perempuan (9 tahun) dengan kaus singlet ke depan meja hakim. Keduanya maju dengan senyum di wajahnya. Begitu juga dengan Frank yang akan menjadi hakim atas pelanggaran yang mereka lakukan.
“Selamat sore,” ujar perempuan itu.
“Selamat sore. Tolong lebih dekat ke arah mikropon,” jawab Frank dengan cepat.
“Saya kurang fasih berbahasa Inggris. Jadi anakku akan membantuku menterjemahkan,” jawabnya sambil menunjuk anak kecil yang bernama Marca tersebut.
“Apakah kamu akan membantu Ibumu untuk menterjemahkan denda yang harus Ia jalani?” tanya Frank kepada Marca.
“Iya,” jawabnya.
Dalam persidangan, ternyata diketahui bila wanita tersebut melanggar aturan lalu lintas saat tengah berkendara di sekolah. Ia kedapatan memacu kendaraannya melebihi ambang batas. Karena kesalahan tersebut, Hakim Frank menjatuhkan denda sebesar 50 dollar.
“Saya tidak tahu aturan tersebut karena saya baru 3 tahun tinggal disini (Amerika),” jawabnya dalam Bahasa Arab.
“Saya memacu kendaraan dengan cepat waktu itu karena anak saya sedang sakit,” tambahnya lagi.
Hakim Frank beberapa kali terlihat menanyakan kembali penjelasan yang disampaikan oleh wanita itu kepada Marca yang ternyata sangat fasih berbahasa Inggris. Seperti biasa, Hakim Frank memanggil Marca maju ke depan dan berdiri di sampingnya. Singga puluhan peserta sidang saat itu bisa melihat mereka.
Usai menanyakan nama dan asal sekolahnya. Hakim Frank menanyakan apakah tuntutan hakim atas tindakan Ibunya sesuai atau tidak. Pertanyaan ini tentu mengundang gelak tawa hadirin yang ada di persidangan.
“Seandainya kamu bisa mengambil keputusan, dan kamu punya tiga pilihan putusan. Kamu bisa menjatuhkan denda 50 dollar, setengahnya atau tidak memberikan denda sama sekali. Berdasarkan penjelasannya, apa keputusanmu?” tanya Hakim Frank kepada Marca.
“50 dollar,” jawab Marca yang langsung disambut gelak tawa para hadirin.
Ibunya yang berdiri di depannya juga ikut tertawa malu-malu.
Tak disitu saja, Hakim Frank juga bertanya lebih jauh tentang aturan hukum kepada Marca. Bila Ia diberi kesempatan untuk menimbang kembali keputusan yang tadi Ia katakan karena Ibunya datang ke ruang persidangan. Apa Ayahmu juga hadir?” tanya Hakim Frank lagi.
“Iya (hadir),” jawab Marca sembari tertawa.
“Nah karena orang tua kamu hadir di persidangan, apakah kamu akan menimbang ulang keputusanmu tadi?” tanya Hakim Frank.
Dan Marca menjawab bahwa tidak akan menjatuhkan denda apapun. Dan tentunya jawaban Marca menjadi jawaban akhir untuk persidangan tersebut.
Suasana sidang terasa sangat akrab satu sama lain dan Hakim Frank memberikan cara yang sangat berbeda dalam memberi tahu keluarga tersebut arti sebuah pelanggaran.
Hakim Frank mengatakan bahwa keluarga asal Suriah tersebut sangat hebat karena berhasil membesarkan seorang anak yang memiliki cita-cita tinggi. Marca yang diketahui ingin menjadi dokter dan sangat menyukai pelajaran matematika ini ternyata sangat menarik perhatian Hakim Frank.
Menurutnya, kedua orang tua tersebut sudah sangat berjasa kepada negara karena berhasil membesarkan seorang anak perempuan yang sangat hebat. “Tuhan memberkatimu berdua,” ujar Hakim Frank kepada orang tua Marca.
Usai bertanya kepada Marca, Hakim Frank juga bertanya kepada Ayahnya tentang keinginannya untuk tinggal di Suriah atau Amerika. Jawaban pria itu sangat cepat, yakni tinggal di Amerika. Saat itu juga Hakim Frank langsung menyambut mereka dengan tagan terbuka, “Selamat datang di Amerika,” katanya dengan tangan terbuka.
“Aku sangat suka tinggal di negara ini,” jawab Ibu Marca.