
BANYUWANGI – Melompat tinggi menyambut bola pantul yang gagal masuk ring agar bisa kembali menciptakan poin dalam permainan olahraga bola basket menginspirasi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani untuk tetap waspada terhadap pandemi corona.
Banyuwangi Rebound, demikian program yang diluncurkan di Pendopo Sabha Swagata Blambangan pada Senin (10/1) lalu itu menjadi penyemangat Bupati Ipuk mendorong pertumbuhan Banyuwangi di masa pendemi covid-19 yang saat ini tengah memasuki tahun ketiga di dunia.
“Sejak wabah Covid-19 mendera seluruh dunia, banyak hal kemudian meleset dari rencana awal. Ini ibarat pebasket yang gagal melesakkan bola ke ring,” ungkap Ipuk dalam keterangan yang diterima Redaksi The Editor pada Minggu (20/3).
“Di situasi seperti inilah, kita harus rebound mengambil kesempatan tersebut untuk menuntaskannya menjadi poin atau gol,” tambahnya.
Perlu diketahui, peluncuran program Banyuwangi Rebound ini disambut antusias banyak pihak.
Bagaimana tidak, saat diperkenalkan ke publik, banyak lembaga dan organisasi yang hadir, diantaranya Forpimda Banyuwangi, dan Komandan Kodim 0825 Letkol Kav. Eko Julianto.
Dan juga tak ketinggalan Komandan Pangkalan AL Banyuwangi Letkol Laut (P) Ansori, Ketua Pengadilan Negeri Banyuwangi Nova Flury Bunda, Kepala Kejaksaan Negeri Muhammad Rawi.
Selain lembaga, tokoh-tokoh penting di Banyuwangi juga tak mau ketinggalan. Mereka yang hadir kala itu adalah KH. Suyuti Thoha, Ketua PCNU Banyuwangi KH. Ali Makki Zaini, dan Ketua PD Muhammadiyah Dr. H. Mukhlis Lahuddin.
Tokoh lain adalah Ketua LDII Banyuwangi H. Astro Djunaidi, Ketua MUI Banyuwangi KH. M. Yamin, Ketua PHDI Banyuwangi Suminto, Ketua DKB Hasan Basri, dan Samsudin Adlawi.
Selanjutnya, juga adir tokoh seperti Ketua HIPMI Banyuwangi Dede Abdul Ghani, Ketua Asosiasi Kepala Desa Banyuwangi, Anton dan Ketua Asosiasi BPD Rudi Hartono.

Dalam paparannya, Bupati Ipuk mengatakan bila program tersebut membuatnya tetap optimis di masa pandemi yang kian menantang.
Dimana akibat virus corona angka kemiskinan sempat naik sedikit di Banyuwangi, yakni 0,1 persen.
Namun bila dibandingkan dengan kabupaten lain di Jawa Timur, Banyuwangi menjadi kabupaten yang paling rendah.
“Namun, di tengah berbagai tantangan, kita masih punya optimisme. Pertumbuhan ekonomi mulai kembali positif. Roda ekonomi mulai bergerak, salah satu indikatornya adalah pembiayaan dari perbankan ke UMKM yang melonjak,” beber Ipuk.
“Growth kredit perbankan Banyuwangi jauh di atas rata-rata nasional. Selain itu, budaya inovasi yang dikembangkan pemerintah terus berkembang,” terang Ipuk lagi.
Optimisme yang begitu kuat mendorong Ipuk menyusun arsitektur program Banyuwangi Rebound. Ada tiga pilar dan dua pondasi yang dihasilkan.
Tiga pilar itu adalah tangguh pandemi, pemulihan ekonomi, dan merajut harmoni. Sedangkan pondasi yang menopangnya adalah pelayanan publik yang ekselen dan partisipasi aktif publik.
“Ini bukan sekadar gerakan untuk pariwisata. Bukan pula hanya sebatas UMKM. Tapi, ini adalah gerakan yang menyeluruh”.
“Menjangkau seluruh sektor dan pemangku kepentingan untuk membawa Banyuwangi mampu melakukan rebound,” tegas Ipuk.
3 Ekosistem Banyuwangi Rebound
Tak hanya itu, dalam program Banyuwangi Rebound juga terdapat tiga ekosistem penting.
Pertama, ekosistem penanganan pandemi yang terdiri atas berbagai langkah tangani Covid-19 dan meningkatkan derajat kesehatan warga secara umum.
“Maka selain penanganan pandemi seperti kita menuju 100 persen vaksinasi anak, berbagai langkah preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif kita integrasikan,” jelas Ipuk.
“Termasuk di dalamnya menuju zero stunting, dukungan bidan desa, suplemen gizi rakyat, memacu kegiatan-kegiatan olahraga, dan revitalisasi unit kesehatan sekolah (UKS),” lanjutnya.
Kedua, pemulihan ekonomi yang dimulai dengan program pengembangan UMKM, pertanian, infrastruktur, pembangunan perdesaan, hingga pariwisata juga telah dirancang.
Seluruhnya di desain untuk membuka lapangan kerja serta memulihkan pergerakan ekonomi warga.
“Kami telah menyusun siapa mengerjakan apa plus target waktunya. Contohnya kita siapkan pembangunanan dan perbaikan 1.000 kilometer jalan, pada bulan kesekian harus tercapai target sekian, dan seterusnya. Jadi tidak menumpuk di semester II/2022 saja,” jelasnya.
Ketiga, merajut harmoni dengan cara memperkuat solidaritas solidaritas sosial, mengembangkan SDM dari sisi pendidikan, menjaga keberlanjutan lingkungan, hingga memperkuat kerukunan antar umat beragama ada pada ekosistem ini.