24.4 C
Indonesia

Sejarah Gaza, Dari Alkitab Hingga Jadi Basis Hamas

Must read

Foto ini diambil dengan drone yang memperlihatkan rumah-rumah di Palestina dan kamp-kamp pengungsi di tepi pantai di Gaza (Foto: Suhaib Salem/ REUTERS/ THE EDITOR)

GAZA – Kota Gaza berada di Jalur Gaza yang berhadapan Laut Mediterania. Tidak seperti bayangan kita tentang Gaza yang berisi tentang reruntuhan bangunan akibat serangan Israel atau penuh dengan kamp pengungsi.

Kota Gaza sama seperti kota-kota di Indonesia. Kota ini modern karena didukung fasilitas seperti kampus, mal, mobil dan toko emas.

“Kami bukan di Dubai tapi di toko emas Gaza, tempat beli benda berkilau dan tampak segar,” sebagaimana disadur dari laman media sosial Youtube Fakta Israel yang diunggah pada 21 Juni 2020 lalu.

Dalam tayangan tersebut, kilauan emas-emas seperti kalung, cincin dan gelang dipajang dengan pencahayaan yang sangat artistik. Sepintas, toko -toko emas ini mirip juga dengan toko emas yang ada di kota tua Istanbul dan Jakarta.

Dalam Alkitab sendiri, orang yang tinggal di Gaza disebutkan berasal dari Orang Awi yang dipunahkan oleh Orang Kaftor dari Kreta yang mana wilayah Yunani sekarang. Dan Gaza kemudian menjadi wilayah warisan suku Yehuda.

Penjelasan ini dituliskan oleh Yosua, pemuda yang menggantikan Musa membawa suku Israel dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian, Kanaan.

Di masa hakim-hakim Israel, Gaza adalah kota utama bagi bangsa Filistin. Simson sebagai hakim bangsa Israel yang ditipu Delilah sehingga ditawan Filistin tewas di Gaza. Saat kematiannya, Simson merobohkan kuil Dagon dan menewaskan 3000 orang Filistin.

Gaza juga disebutkan jelas dalam Kitab Perjanjian Baru saat Filipus menginjili pembesar-pembesar dari Ethiopia yang sedang dalam perjalanan dari Yerusalem kembali ke negerinya dan melewati Gaza.

“Di masa Raja Israel Salomo, Israel berkuasa atas Gaza. Dan ketika Kerajaan Israel pecah menjadi Israel dan Yehuda, Raja Yehuda, Hizkia menghancurkan Gaza,” sebut situs ini lagi.

Gadis-gadis Palestina tengah latihan tinju dengan pantauan instrukturnya langsung di Gaza (Foto: REUTERS/ Suhaib Salem/ THE EDITOR)

Tahun 730 SM, Gaza menjadi bagian dari wilayah Asyur dan Persia. Gaza dikuasai oleh orang Yahudi setelah Yonatan Makabe dari Dinasti Hashmonayim merebut Gaza dari tangan sebuah kerajaan pecahan Yunani pada tahun 145 SM.

Tahun 36 SM Gaza diserahkan kepada Cleopatra dari Mesir, dan enam tahun kemudian Gaza diserahkan kepada Raja Yudea yakni Raja Herodes oleh Kaisar Romawi, Oktavianus. Gaza berada dibawah kekuasaan Yudea hingga tahun 4 SM.

Gaza adalah kota khusus Romawi, namun dimasa kekuasaan Kekaisaran Bizantium, Yahudi berkembang seperti biasa. Karena ditemukannya mozaik hewan oleh para arkeolog di Gaza yang diduga bekas sinagoga.

Mozaik di sinagoga ini diperkirakan berusia 500 M, seperti: Mozaik Raja Daud memainkan kecapi dan gambar Menorah Aangkakala Lulav yang dipakai untuk hari raya orang Yahudi ditemukan pada pilar Masjid Agung Gaza (Masjid Al-umari). Karena sebelumnya bangunan ini dulunya adalah gereja.

Gaza lebih dahulu jatuh ke tangan Islam ketimbang ke tangan Yerusalem. Gaza direbut dari Kekaisaran Bizantium atau kekaisaran romawi kristen pada tahun 635 M. Kekristenan berkembang di Gaza berkat Profirius. Gereja ortodoks Yunani terbesar di Gaza diberi nama Gereja Santo Profirius.

Jumlah umat Kristen di Gaza semakin berkurang karena persekusi. Otoritas Gaza mencatat terdapat 1.100 orang Kristen yang tinggal di Gaza. Selain itu, reruntuhan gereja yang berusia 1500 tahun juga ditemukan di Gaza. Gaza sendiri pernah jatuh ke tangan pemenang Perang Salib ebelum akhirnya jatuh kembali ke tangan Saladin dan Ottoman.

Hulagu Khan, cucu Genghis Khan sempat menempatkan pasukannya di Gaza sebelum tahun 1260 M. Dan, di tahun 1799 Gaza diduduki oleh Napoleon Bonaparte dari Portugal setelah berhasil merebutnya dari tangan Kekaisaran Ottoman.

Inggris sendiri merebut Gaza pada tahun 1917 melalui tiga kali serangan. Kemenangan Inggris mengakhiri kekuasaan Kekaisaran Ottoman selama 400 tahun.

Komunitas Islam dan Yahudi hidup bersama di Gaza hingga tahun 1929. Situasi berubah setelah kerusuhan bangsa Arab di Yerusalem, Hebron dan Shu’fat yang menwaskan 135 orang Yahudi.

Gaza mulai jadi wilayah Arab Palestina saat PBB membagi tanah Israel tahun 1947. Usai perang Arab-Israel di tahun 1948, Gaza dikuasai Mesir. Upaya mewujudkan negara Arab Palestina diwujudkan pada 22 September 1948. Saat itu, Gaza menjadi ibukota pemerintah seluruh Palestina.

Haji Amin al-Husayni menjadi presiden dan Ahmed Hilmi Pasha menjadi perdana menteri. Namun status Gaza menjadi ibukota hanya sampai tahun 1952 karena dipindahkan ke Kairo. Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser pemerintahan seluruh Palestina pada tahun 1959. Gaza tetap berada di bawah kekuasaan Mesir hingga tahun 1967.

Pada perang enam hari di tahun 1967, Israel merebut Gaza dari tangan Mesir yang berkuasa selama 19 tahun. Sejak tahun 1967 terjadi pertumbuhan komunitas Yahudi di Gaza. Terdapat sinagoga dan sejumlah sekolah Yahudi. Orang Yahudi dan orang Arab bisa hidup berdampingan di Gaza sampai tahun 1987.

Suasana pelabuhan di Gaza (Foto: Suhaib Salem/ REUTERS/ THE EDITOR)

Gaza berubah jadi kota teror saat intifadah pertama terjadi. Desember 1987 bermula dari penusukan seorang Yahudi di Gaza dan tabrakan antara orang Israel dan Palestina.

Kekerasan berlangsung selama 5 tahun dan korban berjatuhan di kedua pihak. Di saat seperti ini, Ikhwanul Muslimin cabang Gaza merebut perhatian dengan mendirikan Hamas pada tahun 1987. Hamas saat itu langsung masuk ke kampus-kampus untuk menggerakkan mahasiswa.

“Pimpinan universitas juga bertemu dengan Hamas di Gaza dan Pimpinan Hamas setuju blok mahasiswa membantu kampanye Hamas di dalam dan luar kampus Unversitas Islam Gaza.

Sejumlah orang menyebut Intifada pertama sebagai sebuah revolusi masjid. Masjid juga disebut sebagai tempat lahirnya gerakan perlawanan Palestina,” seperti dikutip dari Al Jazeera.

Intifadah pertama berhenti tahun 1993 melalui kesepakatan Oslo, janji perdamaian antara Israel dan Palestina membuat Yitzhak Rabin, Yasser Arafat dan Shimon Peres mendapat nobel perdamaian.

Dari perjanjian Olso, Israel mau menyerahkan wilayahnya. Tepi Barat atau Yudea dan Samaria dibagi tiga. Area A dan B untuk Palestina dan area C untuk Israel. Kota-kota yang ada dalam Alkitab seperti Bethlehem, Yerikho dan Gaza diberikan kepada Palestina dengan catatan Palestina mengakui eksistensi Israel dan menghentikan aksi terorisme.

Nyatanya, perjanjian damai tersebut dirusak dengan aksi teror intifadah kedua pada September 2000. 15 bom menyaar bis dan tempat umum di Israel. Akibatnya, parlemen Israel tahun 2004 menyetujui rencana Perdana Menteri Israel Ariel Sharon untuk keluar dari Gaza.

Intifada kedua berakhir di tahun 2005 dengan jabat tangan antara Israel dan Palestina di Mesir. 17 Agustus 2005, sekitar 1.700 keluarga Israel terpaksa keluar dari Gaza demi perdamaian dengan Palestina. Di tahun itu juga 9.000 orang Yahudi harus meninggalkan kehidupan mereka di Gaza dan merelakan rumah dan kebun mereka dihancurkan.

Secara ekonomi, Israel kehilangan 70 persen sumber ekspor produk pertanian asal Gaza, 20 sinagoga yang ada di jalur Gaza ditinggalkan dan akhirnya 10 tahun kemudian sinagoga yang tidak dibakar oleh Hamas dijadikan masjid.

Tahun 2007 Hamas menang pemilu di Gaza yang memaksa otoritas Palestina tersingkir dari Gaza. Sejak itu konflik Gaza dan Fatah terus memanas hingga sekarang. Human Right Watch mencatat menewaskan 118 warga Palestina sendiri. Aksi teror juga sampai ke Israel hingga sekarang ini. Dan Hamas lebih dikenal sebagai organisasi teror ketimbang partai politik.

Gaza sekarang sudah resmi ditangan Palestina dengan perbatasannya sendiri. Warga Gaza tidak bisa masuk ke Israel tanpa izin Fatah, Hamas dan Israel. Demikian pula sebaliknya, warga Israel tidak bisa masuk ke Gaza seenaknya.

Hamas ditetapkan sebagai organisasi teroris tidak hanya oleh Israel, tapi juga oleh Amerika Serikat, Kanada, Arab Saudi dan Mesir. Bahkan pendiri Hamas, Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.

Memberikan Gaza pada Palestina ternyata tidak menciptakan perdamaian. Karena hingga saat itu, ribuan rudal masih terus dilancarkan dari Gaza, terowongan bawah tanah masih terus dipaksakan masuk dari Gaza ke wilayah Israel, serta penusukan terhadap masyarakat Yahudi juga masih ada. Kini, intifada ketiga yang didukung Iran tengah jadi perbincangan dunia.

Untuk melihat tayangan video lebih lengkap tentang sejarah Israel, dapat di klik di: Sejarah Gaza, Dari Alkitab Hingga Jadi Basis Hamas

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru