THE EDITOR – Presiden Joko Widodo meresmikan bendungan Lau Simeme yang berada di Deli Serdang, Sumatera Utara pada tanggal 16 Oktober 2024 lalu. Namun, hingga hari ini, area penampung air seluas 140 hektar tersebut belum juga diaktifkan. Padahal keberadaan Bendungan Lau Simeme dikatakan akan mampu mengurangi kemungkinan banjir di Kota Medan hingga 40%.
The Editor berkesempatan untuk berkunjung ke Bendungan Lau Simeme di awal Februari 2025 lalu untuk melihat perkembangan terakhir waduk tersebut. Hasilnya ternyata nihil, sebab saat tiba di pintu masuk bendungan, puluhan warga tengah adakan aksi protes sebab pemerintah belum membayar tanah mereka yang terdampak pembangunan waduk ini.
Cukup miris, padahal anggaran pusat yang digelontorkan untuk pembangunan waduk ini tidak sedikit, yakni sebesar Rp 1,76 triliun. Hingga sekarang, sejak mulai dibangun tahun 2018 lalu, Bendungan Lau Simeme belum juga bisa dioperasikan karena ternyata belum selesai pembangunannya.
APA FUNGSI BENDUNGAN LAU SIMEME BAGI MEDAN?
Desain awal mengapa Bendungan Lau Simeme dibangun adalah untuk menampung luapan Sungai Deli dan Sungai Sei Sikambing yang dikatakan sebagai dalang penyebab banjir di kota Medan.

Puluhan warga yang terdampak akibat pembangunan Bendungan Lau Simeme mengadakan aksi protes dengan menduduki area pintu masuk bendungan untuk meminta hak mereka atas harga tanah yang dianggap terlalu murah dan tidak adil antar satu area dengan yang lainnya. Foto diambil pada tanggal 12 Februari 2025. (Foto: Elitha Evinora br Tarigan /The Editor)
Detik Sumut pada Rabu (16/10/2025) menyebutkan bila Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia usai peresmian Lau Simeme bersama rombongan Presiden Joko Widodo mengatakan bila dengan keberadaan bendungan ini maka Kanal Banjir Deli Percut akan difungsikan kembali. Tujuannya adalah untuk mengurangi debit air yang masuk ke Sungai Deli dan Sei Sikambing.
“Dengan adanya Bendungan Lau Simeme, maka floddway (kanal banjir) Deli Percut akan kami fungsikan. Demikian juga tahun ini kami membangun floodway Sikambing menuju Belawan, sehingga air yang di Sungai Deli kita akan kurangi lewat floodway menuju ke Percut, lewat floodways menuju Belawan. Sehingga daerah di Kota Medan yang sering mengalami banjir ini akan segera kita atasi,” ungkap Bob.
Presiden Joko Widodo sendiri dalam peresmian mengatakan dalam pidatonya bahwa Bendungan Lau Simeme juga akan dipakai untuk mengairi area persawahan yang ada di sekitar waduk.
Meski demikian, bagaimana fakta di lapangan?
The Editor menemukan fakta bila hingga hari ini, Selasa (2/12/2025) Bendungan Lau Simeme belum juga bisa digunakan, padahal sudah 1 tahun bendungan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Penyebab bendungan belum selesai dibangun ternyata cukup unik. DS, salah satu penduduk yang tinggal di bantaran bendungan mengatakan bila peresmian Bendungan Lau Simeme sangat dipaksakan dan hanya digunakan untuk kepentingan penguasa sebab masih banyak bagian bendungan yang belum selesai dibangun.
Apa saja bagian bendungan yang belum selesai dibangun?

Dari penelusuran The Editor, sejumlah bagian penting bendungan hingga berita ini diturunkan ternyata belum selesai dibangun. Diantaranya: AS Bendungan yang berfungsi untuk membendung air, pintu air inlet dan outlet yang harusnya menjadi area keluar masuk air, menara intake (menara pandang), land clearing (lahan yang akan digenangi air), short cut air untuk jalan potong air, jalan lingkar bendungan, penghijauan, relokasi makam milik warga setempat yang baru dikerjakan beberapa waktu belakangan ini dan fasilitas sosial.
“Sekarang yang saya tahu pembangunan jalan short cut air, jembatan di area short cut, pembangunan post security serta pembangunan drainase yang sedang berjalan,” ungkap DS.
Jadi, mengapa harus diresmikan?
APA PENYEBAB BANJIR DI KOTA MEDAN SAAT INI?
Katadata pada Kamis (27/11/2025) melaporkan bila hujan lebat sejak Rabu malam menyebabkan banjir di Kota Medan. Salah satu penyebab utama banjir adalah meluapnya Sungai Deli, Sungai Belawan dan Sungai Babura yang membelah kota tersebut.
Akibatnya, 21 kecamatan terendam banjir, rumah warga dan ruas jalan utama di medan lumpuh total. Ratusan kendaraan terjebak di jalanan dan aktivitas warga berhenti begitu saja.
Lima kecamatan di pusat Kota Medan juga dinyatakan terendam banjir, seperti Medan Sunggal, Medan Maimun, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Tuntungan.
