INDONESIA – Arti Pulau Flores adalah ‘Bunga’. Orang datang ke pulau ini karena pemandangan bawah lautnya yang spektakuler dan salah satu yang terbaik di dunia..
Untuk itu, berikut 15 hal terbaik yang bisa anda lakukan saat berkunjung ke Flores!
1.Pulau Komodo
Pulau Komodo adalah salah satu taman nasional yang tidak bisa ditolak untuk dikunjungi saat anda berada di Flores. Taman ini dikenal sebagai rumah untuk hewan purba Komodo yang sangat langka. Sembari menikmati keindahan pulau, turis dapat juga berinteraksi langsung dengan komodo liar dengan bantuan tur guide yang berpengalaman. Pastikan anda tidak berkeliaran sembarangan saat berada di pulau ini karena air liur komodo sangat beracun, anda tidak ingin mati konyol saat berada disini kan?
2. Danau Berwarna Kelimutu
Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Kelimutu merupakan gabungan kata dari “keli” yang berarti gunung dan kata “mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat
3. Pulau Padar
Pulau Padar adalah pulau ketiga terbesar di kawasan Taman Nasional Komodo, setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Pulau ini relatif lebih dekat ke Pulau Rinca daripada ke Pulau Komodo, yang dipisahkan oleh Selat Lintah. Pulau Padar tidak dihuni oleh ora (biawak komodo). Di sekitar pulau ini terdapat pula tiga atau empat pulau kecil.
Pulau Padar juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena berada dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Komodo,Pulau Rinca dan Gili Motang.
4. Desa Cancar
Desa Cancar Labuan Bajo adalah salah satu daya tarik Labuan Bajo selain pantainya. Labuan Bajo memang terkenal dengan wisata baharinya, namun ternyata daya tarik wisata Labuan Bajo tidak hanya itu saja. Terdapat Pulau Komodo, beberapa air terjun dan kampung yang juga sangat memiliki daya tarik wisata.
Labuan Bajo Tour mengungkapkan bahwa Desa Cancar adalah salah satu yang desa yang disarankan untuk dikunjungi. Di sini terdapat pemandangan yang unik yang bisa jadi tidak akan pernah ditemukan di tempat lainnya. Desa Cancar ini terdapat di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tepatnya berada di kecamatan Ruteng Manggarai, Cancar. Dalam akses perjalanannya dari Labuan Bajo berjarak sekitar 100 kilometer dan dapat ditempuh menggunakan bis , dengan budget sekitar 80 ribu rupiah. Atau jika melalui Ruteng hanya berjarak sekitar 20 kilometer dan dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum.
Sebagian masyarakatnya bekerja sebagai petani tetapi bukan hanya pertanian biasa saja, bentuknya memiliki keunikan tersendiri. Tidak seperti sawah pada umumnya yang berundak, di sana bentuk sawah seperti jaring pada laba – laba atau pada masyarakat Cancar disebut lodok. Keunikan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan asing maupun domestik untuk melihatnya.
Dalam sistem pembagiannya pun terdapat sistemnya sendiri, yakni dengan sistem lingko. Lingko merupakan sistem pembagian dalam pengelolaan sawah yang dilakukan oleh ketua adat kepada masyarakatnya. Tanah persawahan tersebut merupakan tanah adat yang dimiliki secara komunal untuk memenuhi kebutuhan bersama.
Dalam sistem pembagian lahan sawah yang dilakukan secara terpusat, diukur dari titik nol terdapat di tengah – tengah lahan ulayat, yakni lahan yang akan dibagikan. Pola dengan menarik garis panjang dari titik tengah hingga ke bidang terluar atau cicing disebut lodok dalam bahasa Manggarai. Filosofinya adalah seperti jaring pada laba – laba, yaitu pada pusatnya kecil dan semakin lama menjadi melebar .
Pada awal pembagiannya dilakukan terlebih dahulu upacara adat yang disebut Tenteatau. Upacara adat ini dipimpin oleh ketua adat atau Tu’a Teno dan menancapkan kayu teno pada titik episentrum lodok. Kemudian darah kambing juga ditumpahkan sebagai tanda bahwa pembagian tanah tersebut telah sah. Sawah berbentuk lodok merupakan sawah satu – satunya di dunia yang berbentuk seperti jaring laba – laba. Dan para penduduknya sangat menjaga warisan budaya leluhurnya itu. Sehingga eksistensinya sampai saat ini masih bertahan.
Pembagian tanah ulayat mengikuti rumusmoso atau jari tangan dan disesuaikan dengan jumlah para penerima warisan tanah dan keturunannya. Pada rumusmoso, tanah dibagi dan diprioritaskan pada petinggi kampung serta keluarganya, kemudian warga biasa dari warga suku lalu diikuti oleh warga lain di luar suku. Namun pada warga luar jika ingin mendapat tanah tersebut maka bawalah ayam jantan satu ekor dan arak atau Kapu Manuk Lele Tuak. Lantas disahkan dalam sidang dewan kampung yang dipimpin oleh Tu’a Golo dan disahkan oleh Tu’a Teno.
5. Pulau Kenawa
Pulau Kanawa terletak di lepas pantai Labuan Bajo dan ini adalah surga bawah laut jika Anda suka menyelam. Perairan di sini penuh dengan kehidupan laut dan bila beruntung pengunjung bisa melihat penyu, pari, dan hiu, terumbu karang berwarna-warni serta taman karang yang bergoyang di arus bawah laut.
Pulau ini sangat cocok untuk siapa saja yang ingin menjauh dari keramaian dan menikmati lokasi yang terpencil dan murni.
6. Menyelam di Taman Nasional Komodo
Daya tarik utama di Taman Nasional Komodo adalah keberadaan komodo, sehingga banyak orang tidak menyadari bila mereka juga bisa menyelam dan snorkeling di sini.
Perairan di sini terkenal dengan keberadaan pari manta dan kumpulan ikan yang sangat banyak. Tapi tetap harus hati-hati karena arus laut di daerah ini cukup kuat. Tempat ini memang dikhususkan untuk penyelam yang profesional dan berpengalaman.
7. Pantau Penggawa
Pantai ini terletak di Desa Penggajawa, Kecamatan Nanga Panda, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pantai Penggajawa atau dikenal juga dengan nama Pantai Batu Hijau. Dengan pasir putih, Pantai Penggajawa tampak semakin cantik karena kehadiran batuan hijau di sepajang pantainya.
Batu-batu ini tak hanya memiliki satu bentuk. Ada bermacam-macam bentuk batu yang memiliki warna alamiah ini. Ada yang kotak, segitiga, bundar hingga yang lonjong disertai ukuran yang beragam.
8. Pulau Bidadari
Sebutan pulau bidadari atau angel Island itu terasa wajar jika melihat keindahan pasir putih, koral karang dan berbagai jenis ikan. Kawasan pantai pulau bidara ini terbilang masih cukup sepi pengunjung, sehingga wisatawan yang datang bisa dengan bebas mengeksplor keindahan pemandangannya.
Saat berenang di sini Anda dapat melihat ratusan ikan berwarna-warni serta makhluk bawah air lainnya seperti ular laut dan gurita. Jika Anda ingin tinggal lebih lama, ada resor mewah di pulau yang bisa anda jadikan sebagai tempat untuk bermalam.
9. Tari Caci atau Tari Perang
Caci atau tari Caci atau adalah tari perang sekaligus permainan rakyat antara sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk dan perisai di Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Penari yang bersenjatakan cambuk (pecut) bertindak sebagai penyerang dan seorang lainnya bertahan dengan menggunakan perisai (tameng). Tari ini dimainkan saat syukuran musim panen (hang woja)[1] dan ritual tahun baru (penti), upacara pembukaan lahan atau upacara adat besar lainnya, serta dipentaskan untuk menyambut tamu penting.
Caci berasal dari kata ca dan ci. Ca berarti satu dan ci berarti uji. Jadi, caci bermakna ujian satu lawan satu untuk membuktikan siapa yang benar dan salah.
Pemain dilengkapi dengan pecut (larik), perisai (nggiling), penangkis (koret), dan panggal (penutup kepala). Pemain bertelanjang dada, tetapi mengenakan pakaian perang pelindung paha dan betis berupa celana panjang warna putih dan sarung songke (songket khas Manggarai). Kain songket berwarna hitam dililitkan di pinggang hingga selutut untuk menutupi sebagian dari celana panjang. Di pinggang belakang dipasang untaian giring-giring yang berbunyi mengikuti gerakan pemain.
Bagian kepala dan wajah pemain hampir seluruhnya tertutup hiasan kepala dan kain sarung (kain destar) yang dililit ketat di sekeliling wajah dengan maksud melindungi wajah dan mata dari cambukan. Seluruh kulit tubuh pemain adalah sah sebagai sasaran cambukan, kecuali bagian tubuh dari pinggang ke bawah yang ditandai sehelai kain yang menjuntai dari sabuk pinggang.
Bagi orang Kabupaten Manggarai, caci merupakan pesta besar. Desa penyelenggara memotong beberapa ekor kerbau untuk makanan para peserta dan penonton.
9. Wae Rebo
Wae Rebo adalah sebuah desa adat terpencil dan misterius di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Terletak di ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Di kampung ini hanya terdapat 7 rumah utama atau yang disebut sebagai Mbaru Niang.
Dalam perjalanan menuju desa ini, pengunjung akan menemukan sebuah air terjun yang sangat cantik dan jernih. Saat tiba di desa, pengunjung akan langsung disuguhi makanan dan cara hidup masyarakat disini. Sekaligus juga dapat menikmati waktu bermalam di sebuah gubuk bundar yang menjadi warisan sejarah dunia.
11. Berenang di Danau Sano Nggoang
Flores adalah negeri dengan danau yang indah dan puncak yang menjulang tinggi, dengan kedalaman hingga 500 meter. Biasanya pengunjung datang kesini saat hendak lakukan perjalanan mendaki ke daerah pedalaman hutan atau saat tengah menuju ke pemandian air panas yang tersebar disepanjang perjalanan. Mandi di pemandian air panas disini terkenal dapat menyembuhkan, jadi sangat sayang bila tidak dicoba.
Danau ini terletak sekitar 35 kilometer dari Labuan Bajo sehingga sangat memungkinkan untuk sampai ke sana dan langsung kembali pulang dalam sehari jika anda berangkat di pagi hari.
12. Taman Laut 17 Pulau Riung
Taman laut ini menyuguhkan sisi yang berbeda dari Pulau Flores, ketika menginjakkan kaki di kawasan taman laut yang memiliki lebih dari tujuh belas buah pulau ini, pengunjung seolah diajak untuk merasakan langsung keheningan dan keindahan dari Taman Laut 17 Pulau Riung.
Daerah ini masih jarang didatangi para wisatawan, hal ini dipengaruhi akses yang tidak semudah Kepulauan Komodo. Terletak di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, taman laut ini merupakan bagian dari kawasan konservasi dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Kupang. Berjarak sekitar 75 km dari Kota Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada. Perjalanan menuju kawasan Taman Laut 17 Pulau Riung dapat ditempuh selama 2,5 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Sepanjang jalan akan melewatu hamparan savana yang indah dan bukit – bukit eksotis khas Pulau Flores.
13. Liang Bua
Liang Bua merupakan sebuah situs pemukiman di zaman prasejarah yang terletak di Dusun Rampasasa, desa Liang Bua, kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Trnggara Timur. Menurut kebahasaan, kata Liang memiliki arti gua, yang diterjemahkan dari bahasa Manggarai. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Liang Bua merupakan sebuah gua peninggalan zaman prasejarah. Ukuran Liang Bua mencapai 50 meter untuk panjang, 40 meter untuk lebar, dan 25 meter untuk tinggal.
Para arkeolog memulai proyek penggalian pada tahun 1930, tepatnya pada masa kolonial Belanda dan masih berlanjut hingga kini. Hasil penelitian yang dilakukan para arkeolog menyebutkan bahwa usia Liang Bua mencapai 190.000 tahun. Di zaman dahulu, Liang Bua mempunyai fungsi sebagai hunian manusia prasejarah dimulai dari zaman Batu (Paleotikum), zaman Batu Madya (Mesolitikum), zaman Batu Muda (Nesolitikum), hingga zaman Logam Awal (Paleometalikum). Kini, Liang Bua mempunyai fungsi sebagai tempat penelitian oleh para arkeolog baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Penemuan yang menarik dari gua ini adalah tengkorak kuno dari manusia Flores (Homo Floresiensis). Di kedalaman enam meter, tengkorak ini berbentuk manusia pendek dengan tinggi badan 100 cm dan berat 25 kilogram, yang berasal dari 18.000 tahun yang lalu. Selain itu, di kedalaman 10,7 meter terdapat penemuan rangka binatang seperti kadal, kura-kura, dan gajah purba[2].
14. Pulau Seraya
Pulau Seraya merupakan sebuah pulau yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Pulau ini berjarak kurang lebih 10 Km di sebelah utara Labuan Bajo dan menjadi salah satu pulau yang memiliki panorama alam yang indah.
Pulau ini menjadi salah satu tempat yang direkomendasikan oleh turis manca negara saat berkunjung ke Indonesia.
Terdapat terumbu karang di lepas pantai untuk melihat berbagai macam biota laut. Di pulau ini turis akan menemukan desa nelayan yang dapat digunakan sebagai tempat untuk makan dan minum.
15. Bukti Cinta
Love Hill terletak tepat di luar Labuan Bajo dan orang-orang berkumpul di sini untuk menikmati matahari terbenam. Dari puncak Bukit Cinta turis dapat melihat hutan tropis, perbukitan yang indah, dan air biru Laut Flores yang indah terbentang di depan mata.
Jika Anda mengunjungi Labuan Bajo maka masuk akal untuk berkeliling kota terlebih dahulu dan kemudian pergi ke sini di sore hari sehingga anda dapat memanfaatkan pemandangan matahari terbenam yang bagus di seluruh Flores.