JAKARTA – Tak terasa, momen Earth Hour atau Jam Bumi akan tiba sebentar lagi. Untuk menyambutnya, Dana Dunia untuk Alam (WWF) mengajak masyarakat dunia untuk mematikan lampu pada akhir pekan mendatang.
Ajakan tersebut tepatnya menargetkan gerakan mematikan lampu selama satu jam pada Sabtu (23/3), mulai pukul 20.30–21.30 waktu setempat. Gerakan ini dilakukan untuk ke-18 kalinya sejak pertama kali lahir pada tahun 2007.
Mengusung tema “Momen Terbesar untuk Bumi”, gerakan lingkungan akar rumput terbesar ini kembali guna mendukung dan merayakan pentingnya Bumi.
“Lebih banyak orang yang perlu bergabung dalam Earth Hour tahun ini untuk memanfaatkan kekuatan kolektif individu dan komunitas,” kata Direktur Jenderal WWF Internasional Kirsten Schuijt, dilansir dari Antara.
Disampaikan Kirsten, jika ingin meningkatkan kesadaran mengenai tantangan lingkungan hidup dan membengkokkan kurva hilangnya keanekaragaman hayati pada tahun 2030 mendatang, maka keterlibatan manusia dalam menyelamatkan bumi penting dilakukan.
Dan untuk benar-benar menyatukan jutaan orang di seluruh dunia, kata dia, penting bagi Earth Hour untuk memperluas jangkauannya melampaui jumlah pendukung yang sudah sangat besar dan melibatkan individu-individu yang belum terlibat.
“Melindungi planet kita adalah tanggung jawab bersama dan memerlukan tindakan kolektif dari seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.
Di Indonesia sendiri, Earth Hour pertama kali dilakukan pada tahun 2009. Selain mematikan lampu di ikon-ikon kota, para pendukung gerakan ini juga diajak mematikan alat elektronik yang tidak digunakan.
Mereka lalu diminta untuk memberikan “satu jam untuk Bumi”, yang diwujudkan dengan memanfaatkan 60 menit untuk melakukan hal positif apa pun untuk Bumi.
Pada tahun 2023 lalu, lebih dari 410 ribu jam diberikan kepada Bumi oleh para pendukungnya yang tersebar di 190 negara dan wilayah–yang mewakili 90 persen penduduk Bumi.
“Earth hour mengingatkan kita untuk mengembalikan sebagian dari apa yang kita nikmati dari alam ini pada alam,” ujar CEO Yayasan WWF Indonesia Aditya Bayunanda.
“Cara yang paling mudah adalah mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai, karena lampu menyimbolkan bagaimana manusia seharusnya memanfaatkan sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia pun mengajak masyarakat Indonesia, khususnya generasi milenial dan generasi Z, untuk berpartisipasi dalam Earth Hour.
Kegiatan selama Earth Hour berlangsung dapat di-input ke “Hour Bank” di situs wwf.id untuk menyemarakkan agenda tahunan ini.