KANADA – Ketua Parlemen Kanada Anthony Rota mengundurkan diri setelah pekan lalu memberikan penghormatan kepada seorang pria yang merupakan bagian dari Nazi.
Aksi tersebut, yang dilakukan ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunjungi Dewan Perwakilan, mendorong berbagai pihak mengkritik posisinya.
Berbicara kepada anggota parlemen Kanada di Ottawa pada Selasa (26/9) sore, Rota mengatakan ia mengundurkan diri “dengan berat hati”.
“Dewan ini berada di atas kita semua. Oleh karena itu, saya harus mundur sebagai ketua Anda,” katanya.
Melansir Al Jazeera, Rota mengundang Yaroslav Hunka–seorang pria yang bertempur di unit Nazi selama Perang Dunia II–ke sidang khusus parlemen yang diadakan pada Jumat (22/9).
Dalam sidang yang dilaksanakan di Dewan Perwakilan itu, ia mengakui pria berusia 98 tahun itu sebagai “pahlawan Ukraina”.
Menurut Friends of Simon Wiesenthal Center, sebuah kelompok komunitas Yahudi, Hunka bertugas di Divisi Grenadier Waffen ke-14 unit militer SS Nazi.
Pria itu menerima tepuk tangan meriah di Dewan Perwakilan, termasuk dari Zelenskyy dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, yang hadir.
Akibat insiden tersebut, ia dilaporkan berhadapan dengan seruan untuk mengundurkan diri dari banyak pihak.
Mulai dari berbagai kelompok advokasi, anggota parlemen Kanada, hingga anggota penting Partai Liberal yang dipimpinnya.
“Saya menegaskan kembali penyesalan saya yang mendalam atas kesalahan saya dalam mengakui seseorang di Dewan Perwakilan,” kata Rota di Parlemen.
“Pengakuan publik tersebut telah menimbulkan penderitaan bagi individu dan komunitas, termasuk komunitas Yahudi di Kanada dan di seluruh dunia, serta para penyintas kekejaman Nazi di Polandia, dan negara-negara lain,” katanya.
Pengunduran dirinya akan mulai berlaku pada Rabu (27/9), tambah Rota.
Legislator Kanada dari semua partai besar telah menyerukan Rota untuk mundur, dan Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly mengatakan kepada wartawan pada Selasa pagi bahwa kejadian tersebut “memalukan bagi Dewan Perwakilan dan warga Kanada”.
“Dan menurut saya ketua harus mendengarkan anggota Dewan Perwakilan dan mundur,” katanya.
Tak hanya Rota, Perdana Menteri Justin Trudeau juga menghadapi banyak pertanyaan dari anggota parlemen oposisi Partai Konservatif mengenai sosok Yaroslav Hunka.
Mereka bertanya kepadanya tentang apa yang ia ketahui tentang latar belakang Hunka dan bagaimana dia diperiksa.
Trudeau menggambarkan kejadian tersebut sebagai hal yang “sangat memalukan” bagi Kanada.
Pierre Poilievre, pemimpin Partai Konservatif, sebelumnya pada Selasa menuduh sang perdana menteri gagal “meminta aparat diplomatik dan intelijennya memeriksa dan mencegah penghormatan terhadap Nazi”.