JAKARTA – Tagline “Si Anti Kritik Ridwan Kamil” kembali muncul di jagad media sosial, salah satunya instagram.
Akun @whatthe.pol yang berisi tentang kritik tajam pada pemerintah menyebut bila Ridwan Kamil, Calon Gubernur DKI yang resmi diusung oleh beberapa partai politik anti kritik karena kebijakan dan sikapnya selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.
KEBIJAKAN APA YANG DIMAKSUD?
Dilansir dari ERA.ID, yang tayang pada 10 Mei 2023, disebukan bila Koordinator Beyond Anti-Corruption (BAC), Dedi Haryadi, menyampaikan lebih dari 2.100 partisipan dalam petisi di platform change.org mendukung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit pembangunan Masjid Al Jabbar di Gebe Bage, Bandung, Jawa Barat.
Dari penelusuran BAC terhadap dokumen APBD Provinsi Jawa Barat, ditemukan fakta jika anggaran pembangunan masjid tersebut bisa mencapai nilai Rp1,6 triliun yang terdiri atas Rp430 miliar untuk pembebasan tanah dan Rp1,2 triliun untuk pembangunan fisik masjid.
“Namun, Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat berkali-kali menyatakan pembangunan masjid ini hanya mencapai Rp1 triliun. Perbedaan angka yang cukup signifikan ini menunjukkan tidak jelasnya data terkait anggaran pembangunan masjid,” ucapnya.

BAC berharap dukungan masyarakat tidak berhenti seiring dengan pelaporan yang akan dilakukan kepada BPK RI itu. Dedi berharap seluruh komponen masyarakat dapat terus memberikan dukungan agar BPK segera melakukan audit proyek pembangunan Masjid Al Jabbar.
“Untuk dapat dapat terus memberikan dukungan, masyarakat dapat menandatangani dan menyebarluaskan petisi dari BAC di laman change.org dengan judul ‘Mendorong BPK Mengaudit Pembangunan Masjid Al Jabbar’,” ujar dia.
Tak hanya itu, Ridwan Kamil juga dikritik soal sarana transportasi publik yang tak kunjung selesai selama ia menjabat.
Dalam artikel CNN Indonesia yang tayang pada 6 Januari 2023 lalu, pakar transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sonny Wibowo, mengatakan transportasi publik Kota Bandung “tertinggal jauh” dari kota metropolitan lain seperti Jakarta.
Ini karena transportasi massal yang sekarang beroperasi disebut “tidak ada kemajuan bahkan tidak dikelola dengan baik” sehingga ditinggalkan penumpang dan akhirnya banyak yang beralih menggunakan kendaraan pribadi.
Transportasi massal di kota Bandung masih didominasi angkutan kota (angkot) berwarna-warni. Selain angkot, ada sejumlah bus serta kereta rel diesel (KRD) yang menghubungkan wilayah kota dengan kabupaten.
Sonny mencontohkan Trans Metro Bandung yang dioperasikan sejak tahun 2011/2012. Konsepnya mirip TransJakarta. Sayangnya, kata dia, jumlah bus dan rute yang dilayangi bus ini kian menyusut.
Kemudian ada Trans Metro Pasundan yang melayani wilayah Bandung Raya. Namun, menurutnya, transportasi ini pun tak terlalu banyak kemajuan sebab beberapa koridor dihentikan karena ditolak sopir angkot.
Sementara itu, jumlah angkot di Kota Bandung saat ini hanya tersisa 2.000-an dari sebelumnya ada 5.000-an.
Kondisi yang sama juga terjadi pada Boseh atau penyewaan sepeda. Sejak diluncurkan pada tahun 2017, kualitasnya makin lama makin turun, ucapnya.
“Dalam lima tahun terakhir ini [transportasi massal] semuanya tidak berjalan dengan maksimal. Di saat angkutan umum terpuruk, alih-alih pemkot Bandung mengangkatnya, cenderung membiarkan. Akhirnya kebutuhan pergerakan masyarakat kembali ke motor atau mobil,” jelas Sonny.
Dilansir dari data Kota Bandung Dalam Angka BPS pada 2021, jumlah kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat sudah mencapai 1,5 juta unit.
Bandung pun pernah dinobatkan sebagai kota termacet di Indonesia dalam survei Asian Development Bank (ADB). Menurut Sonny, penyebabnya karena kepala daerahnya tidak pernah memulai langkah untuk menata angkutan umumnya.
“Semua berhenti di keinginan doang, tidak dilaksanakan. Padahal dulu ide-idenya bagus, ada kereta gantung, metro kapsul, kereta ringan atau LRT, terakhir mau ada trem tapi pakai sensor bukan rel. Itu pun nggak jadi, cuma konsep aja.”
TIDAK MAU DIKRITIK MASYARAKAT
Masih dari akun yang sama, Ridwan Kamil juga disebut anti kritik karena sering menyematkan komentar netijen yang tidak setuju pada kebijakannya dengan buzzer yang diduga milik tim media sosialnya.
Dilansir CNN Indonesia yang tayang pada Kamis, 5 Januari 2023 lalu, sejumlah warganet mengkritik kebijakan Ridwan Kamil membangun Masjid Al Jabbar.
Mereka mempertanyakan alasan Emil menggunakan APBD untuk membangun masjid megah di saat Jawa Barat lebih membutuhkan pembenahan transportasi publik baik di Bandung, maupun di provinsi itu secara keseluruhan.
Emil menjawab kritikan itu lewat postingan Instagram. Namun, jawabannya justru memperkeruh perdebatan di media sosial.
Pengguna Twitter sempat membuat tagar #sugantehpinter menjadi trending topic. Tagar itu berisi cuitan kekecewaan terhadap cara Emil menanggapi kritik publik.
Belakangan salah satu akun relawan Ridwan Kamil meminta kepada netizen untuk tak mengirimkan pesan secara pribadi (direct message/DM) untuk melakukan perundungan terhadap akun @outstandjing.
Pada tangkapan layar di akun relawan RK itu, pemilik akun @outstandjing menunjukkan DM-DM yang diduga melakukan ‘perundungan’ atas kritiknya pada pembangunan masjid pakai APBD.