KOREA SELATAN – Mengenal Sejong, sebuah kota yang khusus diciptakan oleh pemerintah Korea Selatan sebagai pusat administrasi negara.
Kota ini masih terus dalam tahap pembangunan sesuai dengan kebutuhan negara besar seperti Korea.
Nama Kota Sejong sendiri diambil dari Raja Sejong, raja IV Dinasti Joseon.
Sesuai dengan namanya, kota ini diharapkan mampu memenuhi standar kota administratif dunia.
Pertanyaanya adalah mengapa Indonesia perlu belajar dari Kota Sejong, Korea Selatan?
Sejong adalah sebuah kota yang sudah direncanakan sejak tahun 2002 di era pemerintahan Presiden Roh Moo-hyun.
Melihat ketidakseimbangan pertumbuhan penduduk di Korea Selatan, kala itu Roh Moo-hyun berencana untuk memindahkan ibukota.
Ia berencana menarik taipan asal negeri ginseng berinvestasi dan membuka lapangan kerja di Provinsi ChungCheong.
Akhirnya diputuskan bahwa Kabupaten Yeongi yang berada di wilayah Tenggara Kota Seoul jadi wilayah untuk kota administratif Korea Selatan.
Sebutannya adalah Sejong atau kerap dikenal dengan “Happy City Sejong”.
Dari Ibukota Akhirnya Berubah Jadi Kota Administratif
Dibandingkan dengan Jakarta, kota Seoul memang jauh berbeda.
Bagi pemerintah Seoul kepadatan penduduk dan jumlah bangunan disana sudah tidak memungkinkan lagi untuk diperluas.
Isu ketidakjelasan hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan disebutkan sebagai alasan mengapa ada rencana pemindahan ibukota dari Seoul.
Namun hal ini dibantah oleh pemerintah setempat. Mereka menegaskan bahwa pemerintah Korea hanya memutuskan untuk memindahkan pelayanan publiknya saja.
Hingga saat ini 10 dari 18 kementerian termasuk Departemen Pendidikan, Departemen Lingkungan Hidup, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Pertanian, Departemen Budaya dan Perdagangan telah pindah ke Kota Sejong.
Saat berada di Kota Sejong, iklim ramah lingkungan sangat terasa karena seluruh fasilitas kota memang dibangun untuk pejalan kaki.
Namun tetap saja pemerintah Korea membangun kota ini dengan cara yang berbeda.
Sesuai dengan namanya, mereka berharap kota ini dapat menjadi salah satu yang paling mewah di dunia.
Sejong tetap menjadikan Seoul sebagai replika dimana bangunan, kondomium dan fasilitas lain yang menawarkan kemewahan akan jadi fasilitas utama tempat ini.
“Korea sangat berbeda dengan Amerika Serikat. Seoul tetap akan menjadi ibukota negara dan ekonomi, sementara itu Sejong akan menjadi kota adminstratif,” ujar Shin.
Selama ini wacana pemindahan ibukota Jakarta selalu saja berhembus tapi hilang begitu saja. Kenapa tidak belajar ke Negeri Ginseng?
Pemerintah belum menentukan kebijakan tapi masyarakat terutama para pengembang sudah heboh duluan.
Pasalnya membangun sebuah ibukota tidak semudah yang diperkirakan.
Indonesia memang tidak memiliki kekuatan dana sebesar Korea. Belum lagi perbedaan luas wilayah juga sangat berpengaruh pada pelayanan administrasi.
Artinya kalau ingin membangun sebuah wilayah administratif baru apalagi ibukta harus bijaksana dan penunh perhitungan.
Pertanyaannya lagi adalah sanggupkah Presiden Joko Widodo membangun sebuah ibukota baru yang lengkap dengan berbagai fasilitas di dalamnya, terutama moda transportasi.