SLOVENIA – Pemerintah Slovenia dilaporkan telah memulai prosedur pengakuan Negara Palestina pada Kamis (9/5).
Hal itu diungkap Perdana Menteri Robert Golob, yang menyebutnya sebagai langkah yang membantu mengakhiri kekerasan di Gaza.
“Kekejaman yang kita lihat di Gaza setiap hari tidak dapat diterima dan harus dihentikan,” kata Golob pada konferensi pers setelah sesi pemerintahan.
Melansir Xinhua, Golob menyampaikan bahwa koalisi pemerintah Slovenia, yang terdiri dari tiga partai kiri-tengah, bersatu dalam rencana mengakui Negara Palestina.
Ia kemudian menambahkan bahwa dirinya berharap negara-negara lain akan mengikuti jejak Slovenia.
Pemerintah Slovenia akan mengirimkan permintaan resmi ke parlemen untuk mengakui Negara Palestina pada 13 Juni.
“Saya senang pemerintah telah mengambil langkah tegas dan tidak dapat diubah dalam proses pengakuan Palestina,” kata Menteri Luar Negeri Tanja Fajon melalui platform media sosial X.
“Slovenia mengirimkan pesan yang jelas tentang pentingnya perdamaian Timur Tengah dan solusi dua negara,” tambahnya.
Lebih dari 100 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Ljubljana melakukan protes di tempat tersebut untuk hari kedua berturut-turut pada Kamis.
Mereka menyerukan universitas tersebut untuk mengeluarkan kecaman yang jelas atas genosida di Gaza dan mengakhiri kerja sama dengan Universitas Bar Ilan Israel.
Slovenia, anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kesiapannya untuk mengakui Negara Palestina.
Pernyataan tersebut diterbitkan bersama dengan Spanyol, Malta, dan Irlandia pada akhir Maret lalu, mengatakan bahwa negara-negara tersebut siap untuk mengakui Negara Palestina ketika “keadaannya tepat”.