VERMONT – Hisham Awartani, seorang mahasiswa Palestina-Irlandia-Amerika yang ditembak bulan lalu dalam serangan tak beralasan di Burlington, Vermont, mengalami kelumpuhan dari dada ke bawah, kata keluarganya.
Pemuda berusia 20 tahun itu sedang berjalan-jalan pada 25 November dengan dua temannya yang seumuran dan sama-sama keturunan Palestina ketika seorang pria mendekati mereka dengan pistol dan menembak ketiganya.
Awartani dan kedua temannya – Kinnan Abdalhamid dan Tahseen Ali Ahmad – selamat, namun ia menghadapi kelumpuhan permanen di kakinya karena peluru bersarang di tulang punggungnya.
Mengutip NPR, kabar tersebut dibagikan oleh pihak keluarga sang pemuda melalui laman GoFundMe yang diunggah pada Sabtu (2/12) untuk menggalang dana guna membayar biaya medisnya.
“Ia telah menunjukkan keberanian, ketangguhan, dan ketabahan yang luar biasa – bahkan selera humor – bahkan ketika kenyataan kelumpuhannya mulai terlihat,” tulis keluarganya di halaman GoFundMe, yang diverifikasi oleh NPR.
“Keluarga berkomitmen untuk kesembuhannya dan tetap berharap, meskipun prognosisnya buruk,” tambah mereka.
Hingga Minggu (3/12) siang waktu setempat, upaya penggalangan dana itu telah mencapai lebih dari $400 ribu (sekitar Rp6,2 miliar) menuju target $800 ribu (sekitar Rp12,4 miliar).
Menurut pamannya, Rich Price, Awartani dijadwalkan keluar dari rumah sakit minggu depan dan memulai rehabilitasi.
Sosok yang diduga menembak ketiga pemuda tersebut, Jason J. Eaton, mengaku tidak bersalah atas tiga tuduhan percobaan pembunuhan.
Catatan pengadilan menyebut pria berusia 48 tahun itu dijadwalkan hadir di pengadilan pada 18 Desember mendatang.
FBI dan pihak berwenang Vermont juga menyelidiki apakah penembakan itu merupakan kejahatan rasial.
Serangan tersebut merupakan contoh mengerikan dari meningkatnya kekerasan terhadap komunitas Yahudi, Muslim dan Arab di AS sejak pecahnya perang Israel-Hamas.
Baca juga: Tiga Pemuda Palestina di Vermont Jadi Korban Penembakan, Satu Alami Luka Serius
