19.1 C
Indonesia

Sabdo Yusmintiarto: Bisnis Blockchain Jadi Kebijakan Global Karena Menguntungkan!

Must read

THE EDITOR – Kebijakan ekonomi yang pro blockchain yang dilakukan oleh Amerika Serikat saat ini sebenarnya bukan kali pertama di dunia karena El Salvador, sebuah negara kecil dan terpadat dari tujuh negara di Amerika Tengah sudah terlebih dahulu mengubah kebijakan internalnya secara ekstrim dengan menjadikan bitcoin sebagai salah satu mata uang pembayaran resmi negara. 

Bitcoin merupakan salah satu mata uang kripto yang paling terkenal dimana sebagai dasar penerapannya menggunakan teknologi blockchain. Jadi, setiap kali seseorang mengirim atau menerima Bitcoin maka transaksi tersebut dicatat di dalam blockchain.

“Walaupun mengalami kerugian pada tahun 2021, tetapi rakyat El Salvador mendapatkan keuntungan besar saat kenaikan bitcoin pada tahun 2023-2024,” ungkap Ketua Indonesia Real World Assets Tokenization Association (IRWATA) Sabdo Yusmintiarto kepada The Editor beberapa waktu lalu.

Baca Juga:

Selain itu, promosi koin meme yang diinspirasi dari Donald Trump juga sempat mendapatkan nilai kapitalisasi pasar hingga 14,5 miliar USD, tetapi kemudian turun menjadi 89,5% akibat penarikan yang dilakukan oleh pengembang. 

Promosi meme koin yang tidak memiliki utilitas dilakukan untuk mendapatkan uang secara cepat, baik digunakan secara pribadi maupun kepentingan yang lebih luas.

DONALD TRUMP SEMPAT JADI CAPRES YANG ANTI KRYPTO

Saat ini, lanjutnya, deregulasi kripto yang tengah dilakukan oleh Donald Trump memberi keuntungan bagi siapapun yang menjalankan bisnis di bidang ini.

“Deception atau pengalihan isu adalah istilah yang tepat jika menggambarkan langkah kebijakan ekonomi Trump hari ini,” kata Sabdo.

“Dengan kegaduhan pada sisi ekonomi konvensional, Trump membuat deregulasi kripto yang justru mengalami keuntungan dari segala dampak dan kegaduhan yang ditimbulkan oleh kebijakan Donald Trump,” katanya lagi.

Perlu diketahui, di pertengahan April 2025, putra-putra Donald Trump yaitu Eric dan Don Jr sangat aktif mempromosikan World Liberty Financial (WLF) di media sosial.

Ilustrasi Blockchain (FOTO: Istimewa/THE EDITOR)
Ilustrasi Blockchain (FOTO: Istimewa/THE EDITOR)

WLF merupakan platform keuangan berbasis kripto yang didukung oleh keluarga Trump dengan tujuan menyediakan layanan keuangan terdesentralisasi (DeFi) tanpa perantara bank. Namun, 70% pemilik dari koin tersebut merupakan milik keluarga Donald Trump. 

WLF menyediakan stablecoin berbasis dolar dengan nama USD1, dan dilansir dari sumber yang sama, WLF telah menghimpun dana hingga 500 juta USD, di mana artinya keluarga Trump telah mendapatkan 400 juta USD dari penjualan koin di WLF. 

Keputusan Donald Trump menjadi perdebatan karena deregulasi yang dilakukan oleh Trump dianggap sarat akan konflik kepentingan dengan perusahaan WLF yang dimiliki oleh keluarganya.

Padahal sebelumnya Donald Trump di tahun 2019 lalu bisa dikatakan sebagai calon presiden anti-kripto. Namun, pada Pemilu Amerika Serikat di tahun 2025 Donald Trump justru menyatakan dukungan penuh terhadap industri kripto dan menjadikan sektor tersebut menjadi salah satu andalannya untuk meningkatkan ekonomi Amerika. 

Dukungan tersebut dibuktikan dengan acara dari summit kripto pertama yang diadakan di bulan Maret di Gedung Putih antara Donald Trump dengan para pelaku industri kripto di Amerika yang membuat para senator dari Partai Demokrat seperti Elizabeth Warren mengeluarkan protesnya.

PEMERINTAH INDONESIA HARUS AMBIL KEPUTUSAN

Kata Sabdo, Indonesia dinilai lebih mampu menjadi pemimpin di bisnis Blockchain  ketimbang Amerika Serikat karena memiliki banyak sumber daya alam dan pasar yang besar yang dapat diintegrasikan ke dalam blockchain aset di dunia nyata.

“Indonesia lebih dari mampu untuk mematahkan dominasi Amerika atau negara manapun dalam perlombaan penciptaan ekonomi alternatif berbasis blockchain ini. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki banyak sumber daya alam dan pasar yang besar yang dapat diintegrasikan ke dalam blockchain aset dunia nyata,” ungkapnya.

Untuk itu, Ia berharap ada ketegasan dari pemerintah dalam mengambil keputusan untuk berinovasi dalam ekonomi digital alias tidak bersikap reaktif hingga sering ketinggalan. Padahal, dari sudut pandang Sabdo, Indonesia dengan segala kekayaan sumber daya alam dan manusia bisa menjadi pemimpin di bisnis ini.

Ilustrasi (FOTO: Farmsent/X/THE EDITOR)
Ilustrasi (FOTO: Farmsent/X/THE EDITOR)

Sabdo ingin Indonesia berkaca pada Donald Trump yang memilih untuk mencari investasi yang lebih aman dan lebih kuat terhadap ketidakpastian ekonomi global dan salah satu investasi yang dianggap aman adalah investasi di sektor kripto.

“Jika pemerintah Indonesia berani mengambil posisi dari krisis yang terjadi ini, bukan tidak mungkin Indonesia mampu menjadi pemain kunci dalam ekonomi digital,” ungkapnya.

Akan tetapi, bila ingin terus bermain di bisnis yang aman dan mengikuti teori yang sudah ada, Sabdo yakin Indonesia tidak akan pernah keluar dari krisi ekonomi.

“Karena selalu diperlukan sebuah strategi dan keberanian untuk menjadi “man on crisis” yang mampu membalikan krisis menjadi sebuah keuntungan,” tandasnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru