OKI – Ratusan kerbau di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, dilaporkan mati mendadak. Hasil pengujian menunjukkan kerbau-kerbau itu memiliki gejala penyakit septicaemia epizootica (SE).
Hingga Sabtu (13/4), jumlah kerbau yang mati tercatat mencapai 431 ekor. Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI Dedy Kurniawan mengatakan jumlah itu merupakan temuan dan laporan yang diterima oleh pihaknya.
“Setelah dilakukan pengujian laboratorium terhadap dugaan keracunan di Balai Veteriner Lampung, hasilnya negatif,” katanya dalam keterangan tertulis pada Selasa (12/4).
“Tapi berdasarkan pemeriksaan fisik dan klinis menunjukkan gejala penyakit septicaemia epizootica,” lanjutnya.
Ia berpendapat bahwa banyaknya jumlah kerbau yang terjangkit penyakit ini adalah karena meluasnya virus yang disebabkan oleh beberapa hal.
Mulai dari bangkai ternak kerbau yang terlambat dikubur, pemotongan ternak yang sakit di sekitar lokasi kandang, pemindahan ternak dari daerah tertular ke daerah steril, serta lalu lintas penjualan kerbau yang intens.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar para peternak memvaksinasi ternak-ternak mereka serta melakukan tindakan mitigasi supaya penyakit ini tidak menjangkiti ternak lainnya.
“Upaya mitigasi sudah dilakukan, di antaranya memaksimalkan kebersihan kandang, menjaga pakan, pemberian multivitamin, dan semacamnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak,” kata Dedy.
Adapun terkait kematian kerbau pascavaksinasi, ia mengatakan hal itu bisa terjadi karena ternak sudah terlebih dahulu terjangkit virus SE namun tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit.
Pihaknya pun telah melakukan sejumlah langkah konkret sejak menerima laporan dari masyarakat dengan melakukan penguburan terhadap bangkai kerbau, disinfeksi massal terhadap kandang kerbau, pengobatan serentak, dan vaksinasi.