19.1 C
Indonesia

Putri Aiko Akan Bekerja di Palang Merah Jepang Setelah Lulus Kuliah

Must read

JEPANG – Putri Aiko, anak tunggal Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako, akan bekerja di Perhimpunan Palang Merah Jepang mulai April tahun ini.

Hal itu disampaikan Badan Rumah Tangga Kekaisaran pada Senin (22/1), menyebut bahwa masa kerja sang putri akan dimulainya setelah lulus dari studinya.

Putri Aiko sendiri saat ini tengah menjalani tahun keempat studinya di jurusan Bahasa dan Sastra Jepang, Fakultas Sastra Universitas Gakushuin.

Baca Juga:

Ia telah menyerahkan tesis kelulusannya, yang bertema puisi waka–bentuk puisi klasik Jepang pada abad pertengahan, pada Desember lalu.

Diberitakan The Japan Times, meskipun berencana untuk terus menjalankan tugas resminya sebagai anggota keluarga kekaisaran, sang putri berharap bisa bekerja di masyarakat, yang menurutnya “selalu diminati”.

Perhimpunan sendiri diketahui memiliki hubungan dekat dengan keluarga kekaisaran, dan para permaisuri menjabat sebagai presiden kehormatan.

“Saya senang bisa terlibat dalam pekerjaan Perhimpunan Palang Merah Jepang,” kata Putri Aiko dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Badan Rumah Tangga Kekaisaran.

Ia menambahkan bahwa, pada saat yang sama, dirinya merasa “bertekad”.

“Dengan bekerja keras dengan kesadaran bahwa saya telah menjadi anggota masyarakat, saya berharap dapat membantu meski sedikit,” imbuhnya.

Putri berusia 22 tahun itu akan bekerja sebagai karyawan kontrak dan pulang-pergi ke kantor pusatnya di Daerah Minato Tokyo, kata Badan Rumah Tangga Kekaisaran.

Adapun detail pekerjaan yang diberikan kepadanya masih belum diputuskan.

Badan tersebut juga menyampaikan bahwa kaisar dan permaisuri menyatakan harapan putrinya akan terus bekerja keras dan tumbuh sebagai anggota masyarakat.

Ketertarikan Putri Asako dengan Perhimpunan Palang Merah Jepang telah terlihat pada Oktober, ketika ia mengunjungi perhimpunan bersama kedua orang tuanya.

Kehadiran keluarga kekaisaran itu adalah untuk mengamati pameran kegiatan bantuan masyarakat setelah Gempa Besar Kanto tahun 1923.

Sang putri menemani orang tuanya karena ingin memperdalam pemahamannya tentang organisasi tersebut, kata Badan Rumah Tangga Kekaisaran.

Sementara itu, Perhimpunan Palang Merah Jepang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka ingin “melakukan persiapan secara menyeluruh sehingga (sang putri) dapat bekerja dengan nyaman”.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru