DENPASAR – Wisatawan mancanegara yang berlibur di Pulau Dewata Bali mulai tahun ini tidak diperbolehkan menyewa dan mengendarai sepeda motor.
Mereka diharuskan menggunakan mobil dari agen perjalanan atau travel agent untuk berpetualang di Bali yang indah.
Hal itu disampaikan langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali, Minggu (12/3).
“Jadi, para wisatawan harus bepergian, jalan menggunakan mobil-mobil dari travel. Tidak dibolehkan lagi menggunakan sepeda motor yang bukan dari travel agent,” kata Koster.
Ia melanjutkan, aturan itu nantinya akan tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Tata Kelola Kepariwisataan Bali.
Rencana penetapan aturan ini muncul setelah banyaknya pemberitaan dan laporan di media sosial tentang para wisatawan asing (bule) yang kerap melanggar aturan lalu lintas kala berkendara motor di jalan-jalan Bali.
Ada yang tidak mengenakan helm, berboncengan dengan posisi berhadapan, hingga mengganti plat nomor motor dengan username akun media sosial mereka.
Ada juga bule yang berkendara dengan ugal-ugalan hingga terperosok ke sawah penduduk.
Dalam satu pekan kemarin saja, menurut Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra, jumlah pelanggar lalu lintas dari kalangan wisatawan asing mencapai 171 orang.
“Dalam satu minggu ini sudah lebih dari 171 pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh warga negara asing yang ada di Provinsi Bali,” katanya dalam kesempatan yang sama.
Putu Jayan menegaskan pihaknya akan menindak bule-bule tersebut sekaligus memberikan edukasi kepada para pemilik usaha penyewaan motor di Bali.
Banyak netizen yang selama ini juga telah mengeluhkan aksi para bule dan mendorong pihak berwajib untuk memberikan hukuman yang serius.
Oleh sebab itu, aturan yang dicanangkan Koster ini dapat menjadi secercah cahaya bagi netizen yang telah frustrasi melihat semua pemberitaan itu dan bagi penduduk yang dirugikan.
Dijelaskan olehnya, penetapan aturan ini baru dapat direncanakan sekarang karena sebagai bagian dari pembenahan pariwisata pascapandemi.
“Kenapa sekarang? Karena kita sedang berbenah sekarang ini. Kalau waktu pandemi Covid-19 tidak mungkin kita melakukan itu, karena turisnya tidak ada, sekarang mulai ditata,” ungkapnya.